Pengaruh jumlah air dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan kualitas visual tanaman hias dalam terarium
Abstract
Taman yang asri betapa pun kecilnya dapat menyejukkan mata dan lebih menarik daripada lantai semen dan batu. Dalam ruangan dengan kondisi yang serba terbatas pun taman dapat dibuat dan mampu memberikan nilai estetika tinggi. Salah satu cara membuat taman dalam ruang yaitu memindahkannya ke dalam wadah kaca yang disebut terarium. Terarium merupakan koleksi tanaman dalam wadah tunggal yang tertutup maupun terbuka yang juga merupakan salah satu bentuk taman tidak permanen. Kehidupan tanaman dalam terarium dapat diperpanjang melalui proses penanaman dan pemeliharaan yang baik, tapi hal ini tidak akan membuat terarium menjadi taman permanen. Terdapat suatu permasalahan dalam pemeliharaan terarium yaitu penyiraman. Penyiraman yang berlebihan merupakan suatu kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemilik terarium sehingga perlu diketahui penyiraman yang tepat untuk pertumbuhan dan kualitas visual tanaman hias dalam terarium.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah air dan frekuensi penyiraman yang terbaik untuk pemeliharaan 4 jenis tanaman hias dalam terarium yang dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman, Kampus IPB Darmaga pada bulan Mei Agustus 2002. Perlakuan penyiraman terdiri dari 2 faktor yaitu frekuensi penyiraman (setiap 3, 7, dan 10 hari sekali) dan jumlah air penyiraman (50 dan 75 ml) sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang 4 kali. Tanaman yang digunakan adalah Cryptanthus sp., Peperomia caperata, Sanseviera trifasciata var. "Golden Hahnii", dan Anthurium crystallinum yang berukuran kecil dan cukup proporsional untuk ditanam dalam akuarium bervolume 7 liter dengan menggunakan media tanam zeolit dan arang kayu. Setelah penanaman, tanaman disiram jenuh dengan 500 ml air dan dibiarkan dalam wadah tanpa disiram selama satu minggu agar tanaman dapat beradaptasi dalam lingkungan tumbuh yang baru (terarium) kemudian penyiraman dilakukan pada setiap terarium sesuai perlakuan masing-masing. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan kualitas visual tanaman,
meliputi pengamatan terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, diameter tajuk, warna
daun tanaman, kondisi umum tanaman, dan ketahanan tanaman. Selain itu diamati
pula kondisi media tanam zeolit. Penilaian terhadap masing-masing faktor yang
diamati dilakukan dengan metode skoring dengan menggunakan kisaran nilai
tertentu sesuai kriteria yang ditetapkan. Nilai total tertinggi dari seluruh faktor
yang diamati menunjukkan terarium dengan perlakuan penyiraman yang terbaik
bagi pemeliharaan tanaman. Adapun keadaan lingkungan yang turut diamati
adalah suhu rata-rata harian dalam ruang, kelembaban relatif (RH) dalam ruang,
intensitas cahaya matahari yang masuk ke ruang penelitian, dan intensitas cahaya
lampu dalam ruang. Berdasarkan hasil pengamatan, suhu rata-rata harian dalam ruang
penelitian selama bulan Mei-Agustus 2002 berkisar antara 27.8-28.2 °C dengan rata-rata kelembaban relatif 57.768.4%. Pengamatan terhadap intensitas cahaya dilakukan hanya pada bulan Mei dan Juni karena ada kerusakan teknis pada alat ..dst