Show simple item record

dc.contributor.advisorKuntjoro, Sri Utami
dc.contributor.authorZulaiha, Aida Ratna
dc.date.accessioned2024-03-27T06:45:48Z
dc.date.available2024-03-27T06:45:48Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143926
dc.description.abstractSejak permulaan ekspor teh, Indonesia belum menyertakan produk teh hijau. Teh hijau Indonesia sebagian besar hanya dijadikan bahan baku yang diperuntukkan bagi perusahaan teh wangi dalam negeri. Peningkatan ekspor teh hijau yang berarti baru dimulai pada Tahun 1989. Namun demikian angka ekspor teh hijau masih jauh dibandingkan dengan ekspor teh hitam. Berdasarkan kondisi terjadinya excess supp- ply teh hitam di pasar dunia sehingga harga turun, maka peningkatan ekspor teh hijau diharapkan mampu meningkatkan devisa negara dan pendapatan petani. Terlebih teh hijau sebagian besar bahan bakunya berasal dari perkebunan rakyat. Permasalahannya adalah apakah kondisi perkebunan dan pabrik teh rakyat serta kebijaksanaan pemerintah mendukung upaya peningkatan ekspor teh hijau Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis efisiensi finansial dan ekonomi pengusahaan teh hijau; (2) mengetahui pengaruh kebijaksanaan pemerintah terhadap pengembangan teh rakyat serta ekspor teh hijau Indonesia: (3) mengetahui kendala dan upaya pengembangan ekspor teh hijau Indonesia di pasar internasional. Alat analisis yang digunakan adalah Policy Analysis Matrix (PAM/Matrik Analisis Kebijaksanaan). Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari kuisioner dan pengamatan langsung serta data dari instansi terkait. Hasil analisis selama Tahun 1995 menunjukkan bahwa kegiatan pengusahaan teh hijau dalam satuan Rp per kilogram output merugikan petani secara finansial sebesar 21.11 Rp/kg basah atau 90.77 Rp/kg kering (Rp/kg). Keuntungan ekonomi diperoleh petani sebesar 37.48 Rp/kg basah atau 161.15 Rp/kg. Pengolah dan pe- masar mendapatkan keuntungan finansial masing-masing sebesar 210.12 Rp/kg dan 410.44 Rp/kg. Keuntungan ekonomi pengolah dan pemasar adalah 605.61 Rp/kg dan 535.18 Rp/kg. Kegiatan pengusahaan teh hijau secara keseluruhan pada Tahun 1995 meng- untungkan secara finansial dan ekonomi. Keuntungan finansial (PP) adalah sebesar 895.65 Rp/kg dan keuntungan ekonomi (SP) sebesar 1 020.39 Rp/kg…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicid
dc.subject.ddcFinancial efficiencyid
dc.titleEfisiensi finansial, efisiensi ekonomi dan pengaruh kebijaksanaan pemerintah pada pengusahaan teh hijau di Jawa Barat dengan pendekatan policy analicy matrix (PAM) : Kasus pada usahatani teh di Kec. Sodong Hilir dan Taraju Kab. Tasikmalaya, pabrik pengolahan teh rakyat PT. Cakra Buana Sugih Tasikmalaya dan Koperasi Pengolah Teh Hijau (KOPTHINDO) Bandungid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record