Show simple item record

dc.contributor.authorSoetopo, Refa Wisha Satrio
dc.date.accessioned2010-05-07T01:02:02Z
dc.date.available2010-05-07T01:02:02Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14371
dc.description.abstractKetimpangan pendapatan dalam suatu perekonomian merupakan fenomena yang terjadi di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Sebagai suatu permasalahan dalam pembangunan, ketimpangan tidak dapat dihilangkan secara sempurna. Dengan kata lain bahwa ketimpangan pendapatan akan tetap ada baik pada golongan keluarga atau masyarakat, maupun antar daerah dalam suatu wilayah tertentu. Kondisi ini dimaklumi karena pengukuran ketimpangan ini adalah didasarkan pada penerimaan pendapatan baik itu perorangan, keluarga maupun daerah tertentu secara keseluruhan. Perbedaan pendapatan inilah yang akan menggambarkan ketimpangan pendapatan, maka yang dimaksud sebagai ketimpangan pendapatan disini adalah menyangkut suatu nilai atau jumlah tertentu yang sama ataupun tidak sama antara satu dengan yang lainnya dengan tidak melihat kepada latar belakang atau faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai atau jumlah tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa pendapatan yang diterima oleh golongan masyarakat atau keluarga ataupun daerah secara total, ditentukan oleh kemampuan masing-masing golongan atau daerah, sedangkan kemampuan itu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan kemampuan ini terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi misalnya : pendidikan dan keterampilan, lingkungan, kesehatan, sturktur umur, sumber wilayah atau potensi wilayah itu sendiri, luas daerah, pemerintahan, kebudayaan, politik dan lain-lain. Oleh karena itu ketimpangan pendapatan antar daerah atau golongan masyarakat adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari selama masih ada perbedaan kemampuan dan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut. Sehingga yang menjadi perhatian disini adalah usaha untuk mengurangi ketimpangan yang terlalu besar melalui penelolaan faktor-faktor dan sumber daerah secara optimal. Dengan demikian akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang baik disertai dengan pemerataan pendapatan yang baik pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan antar pulau yang ada di Indonesia, trend ketimpangan dan pengaruh pertumbuhan PDRB terhadap perkembangan ketimpangan pendapatan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2008 dengan mengambil lokasi pulau-pulau di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa nilai PDRB menurut propinsi dari tahun 1996-2006 berdasarkan harga konstan dan jumlah penduduk menurut propinsi dari tahun 1996-2006 di Indonesia yang diperoleh dari BPS Pusat, BPS Bogor, dan publikasi beberapa penelitian terdahulu. Metode analisis yang digunakan untuk melihat kecenderungan awal ketimpangan pendapatan dilakukan dengan menghitung indeks pendapatan. Besarnya ketimpangan pendapatan dihitung dengan menggunakan formulasi Williamson (CVw) dan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan PDRB terhadap indeks ketimpangan digunakan analisis korelasi dan koefisien determinan. Dari hasil penghitungan diperoleh bahwa ketimpangan pendapatan antar pulau yang terjadi di Indonesia terbagi dalam enam pulau tergolong dalam taraf ketimpangan yang rendah dengan nilai indeks ketimpangan antara 0,210 sampai 0,261, yang berarti masih berada di bawah 0,35 sebagai batas taraf ketimpangan rendah. Kemudian untuk ketimpangan pendapatan yang terjadi di dalam setiap pulau yang terdiri dari propinsi-propinsi berada pada taraf ketimpangan yang tinggi untuk Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku & Irian yaitu antara 0,521 sampai 0,996, pada Pulau Sulawesi taraf ketimpangannya rendah yaitu antara 0,050- 0,109, sedangkan untuk Pulau Bali taraf ketimpangannya sedang yaitu antara 0,379-0,498. Kemudian trend ketimpangan pendapatan antar pulau menunjukkan bahwa trend ketimpangan pendapatan yang terjadi selama periode analisis menunjukkan trend ketimpangan yang menurun. Trend ketimpangan pendapatan menurut pulau juga menunjukkan trend yang menurun kecuali Pulau Jawa dan Sulawesi. Hasil analisis korelasi dan koefisien determinan menunjukkan bahwa hubungan pertumbuhan PDRB dengan indeks ketimpangan pendapatan lemah dan besarnya kontribusi pertumbuhan PDRB terhadap perubahan ketimpangan pendapatan kecil yaitu sebesar 14 persen.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis ketimpangan pendapatan antar pulau di Indonesiaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record