dc.description.abstract | Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memaparkan beberapa aspek biologis dan pola reproduksi Tarsius SP. dalam hubungannya dengan pelestarian satwa tersebut, dan diharapkan dari hasil penulisan ini dapat memberi informasi sebagai masukan dalam usaha pengelolaan satwa tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Tarsius Sp. termasuk bangsa primata, dan merupakan hewan yang dilindungi. Dari tiga spesies Tarsius yang ada, hanya dua yang dijumpai di Indonesia (Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi) yaitu Tarsius bancanus dan Tarsius spectrum, sedangkan Tarsius syrichta hanya dijumpai di Philipina. Ciri yang paling menyolok dari hewan ini adalah ukuran tubuhnya yang kecil, matanya yang sangat besar, dan ekornya yang panjang serta telinganya yang besar. Kelebihan lain adalah Tarsius dapat memutar kepalanya 180° ke sembarang arah, tanpa merubah posisi badannya.
Jari tangan dan kaki Tarsius amat panjang dan berbulu, ujungnya mempunyai bantalan besar bulat dan tidak lunak. Semua jari berkuku, kecuali jari kaki belakang kedua dan ketiga yang mempunyai kuku mirip cakar. Ciri lain yang menandakan adaptasi anatomi yang hebat ialah tulang tumit
(tarsal) Tarsius yang sangat panjang. Ciri inilah yang dipakai dalam pemberian nama Inggris (Tarsier), maupun ilmiah (Tarsius). nama
Rambut bergelombang, tekstur seperti sutra, dan jarang- jarang pada bagian tubuh tertentu. Warna sebelah atas bervariasi antara kuning coklat, atau coklat keabu-abuan sampai coklat gelap. Bagian bawah kuning coklat, keabu- abuan atau hitam. Tarsius termasuk hewan nocturnal (hewan malam), artinya tidur waktu siang hari dan bangun mencari makanan pada malam hari. Selain itu Tarsius juga termasuk hewan pemakan serangga (insektivorous) dan (carnivorous). | id |