Show simple item record

dc.contributor.advisorPrawirodihardjo, Wirjadi
dc.contributor.authorLarasati, Ria
dc.date.accessioned2024-03-26T04:12:39Z
dc.date.available2024-03-26T04:12:39Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143530
dc.description.abstractDalam Repelita VI salah satu prioritas pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian. Masalah penyediaan pangan nasional, terutama beras tetap merupakan hal yang memerlukan perhatian serius pada dekade yang akan datang. Meskipun Indonesia telah mencapai swasembada beras pada tahun 1984, namun upaya untuk mempertahankannya tidak mudah. Hal ini mengingat bahwa faktor yang turut menentukan ketersediaan pangan selalu mengalami perubahan, antara lain luas lahan, tingkat konsumsi beras sebagai akibat perubahan penduduk dan tingkat pendapatan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pangan tersebut adalah dengan melakukan pencetakan sawah. Langkah ini memungkinkan dilakukan pada daerah-daerah yang masih luas yakni di luar Jawa. Keberhasilan pencetakan sawah dapat dilihat dari potensi air, kondisi fisik jaringan irigasi, kelembagaan dan finansial. Di tingkat petani, keberhasilan pencetakan sawah dapat dilihat dari tenaga kerja, perbandingan pendapatan (sawah dan lahan kering), status penguasaan lahan, teknologi, pengetahuan dan motivasi. Dilihat dari kondisi alam, yang mempengaruhinya adalah topografi dan kondisi tanah. Penelitian ini dilakukan di areal saluran tersier BJ.Ki X Ka.1 Desa Braja Sakti, Kec. Way Jepara, Kab. Lampung Tengah, Prop. Lampung. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pengamatan lapang selama kurang lebih sebulan. Data primer diperoleh dari wawancara dengan petani, maupun karyawan Departemen PU dan Pertanian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data monografi desa, surat kontrak dan bahan-bahan pustaka ataupun literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan yang dipelajari. Metode analisis data yang digunakan meliputi analisis tabulasi dan deskripsi (kualitatif); dan analisis usahatani. Debit air yang mengalir dari saluran tersier sebesar 40 1/dt untuk mengairi lahan seluas 39 ha sehingga debit air di lahan sawah 1 l/dt/ha sedangkan kebutuhan air di lahan 1-1,5 l/dt/ha. Namun demikian pencetakan sawah sudah cukup berhasil karena hal ini dapat diatasi dengan sistem gilir per blok saluran primer atau sekunder…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicid
dc.subject.ddcMonitoringid
dc.titleMonitoring pencetakan sawah baru di daerah irigasi Way Jepara : Studi kasus di saluran tersier BJ. Ki X Ka. I Desa Braja Sakti, kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampungid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record