Peranan hutan kota terhadap keanekaragaman jenis burung pada berbagai bentuk ryang terbuka hijau : Studi kasus di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur dan Taman Monas
View/ Open
Date
2002Author
Endah, Rika Mawar
Dahlan, Endes N.
Hernowo, Jarwadi B.
Metadata
Show full item recordAbstract
Pesatnya pembangunan di wilayah perkotaan telah membawa akibat positif dan negatif bagi lingkungan. Pengaruh pembangunan kota kepada lingkungan pada umumnya mengubah keadaan fisik lingkungan alam menjadi lingkungan buatan manusia. Ruang terbuka hijau merupakan lingkungan buatan manusia dan akan dirasakan belum lengkap jika suatu ruang terbuka hijau belum dapat menghadirkan satwaliar terutama burung karena kehadirannya tidak dapat digantikan oleh bentuk apapun. Namun keberadaan burung di daerah perkotaan pada saat ini sudah semakin terdesak oleh pesatnya pembangunan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kota sesungguhnya masih mampu dihuni oleh berbagai jenis burung.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi ruang terbuka hijau sebagai habitat burung yang dilihat dari komposisi vegetasi, ukuran dan bentuk serta peranan terhadap keanekaragaman jenis burung. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan acuan dalam perencanaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau di kota agar ada kesesuaian antara arsitektur lansekap dengan lingkungan hidup. Hipotesis yang digunakan adalah bahwa hutan kota memiliki peranan sebagai habitat burung dilihat dari bentuk, ukuran, struktur dan komposisi vegetasi yang dapat mempengaruhi keanekaragaman burung.
Penelitian dilakukan pada beberapa ruang terbuka hijau yaitu di Bumi Perkemahan dan
Graha Wisata Cibubur, Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur dan Taman Monas Jakarta dari bulan
April-Juni 2001. Untuk pengumpulan data burung digunakan metode IPA (Index Point of Abundance)
dengan luas plot 0.1 ha sebanyak 32 plot. Cara penentuan plot contoh didasarkan pada kondisi vegetasi
yang ada pada tiap lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-08.00
WIB dengan interval 15 menit untuk setiap pengamatan dan selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap aktivitasnya sampai pukul 15.00 WIB. Pengamatan burung berdasarkan tingkat penggunaan
tajuk dibagi ke dalam dua bagian yaitu secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal dibagi dengan
cara membagi tajuk tersebut berdasarkan tinggi tajuk pada tiap lokasi penelitian. Untuk vegetasi yang
memiliki tinggi tajuk kurang dari 6 meter, pembagian tajuk secara vertikalnya yaitu tajuk bawah (0-2
m), tajuk tengah (2-4 m) dan tajuk atas (4-6 m). Untuk vegetasi yang memiliki tinggi tajuk lebih dari 6
meter, pembagian tajuk secara vertikalnya yaitu tajuk bawah (0-3 m), tajuk tengah (3-6 m) dan tajuk
atas (diatas 6 m). Pembagian tajuk secara horizontal hanya dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
dalam dan luar. Pengumpulan data habitat dilakukan dengan menginventarisasi dan mengamati
vegetasi yang ada terutama pada plot pengamatan burung (0,1 ha). Analisis data yang digunakan...