Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarti, Titik
dc.contributor.advisorSaharuddin
dc.contributor.authorMuchtar, Neni Mulyani
dc.date.accessioned2024-03-22T01:57:16Z
dc.date.available2024-03-22T01:57:16Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142925
dc.description.abstractTujuan program Inpres Desa Tertinggal (IDT) adalah mempercepat pengentasan masyarakat miskin di desa-desa yang dikategorikan tertinggal dalam hal masalah pembangunannya. Selain itu program IDT diharapkan menjadi program yang partisipatif, yaitu proses pembangunan yang mengikutsertakan masyarakat miskin dalam merencanakan, melaksanakan rencana, menggunakan hasil pembangunan, menikmati hasilnya dan pada gilirannya ikut menduduki posisi yang strategis dalam menentukan implementasi program IDT (Sumodiningrat dalam Mubyarto, 1994). Ada dua kendala yang dihadapi pada program IDT yaitu dari sisi gerakan dan dari sisi program. Dari sisi gerakan dukungan pengalaman berorganisasi yang kurang memadai dari masyarakat menyebabkan implementasi program IDT menghadapi hambatan. Sikap pasrah akan segala kekurangan, menyebabkan mereka tampak tidak mempunyai inisiatif, dan tidak dinamis untuk mengubah nasib mereka yang buruk. Dari sisi program, pendamping kurang mampu menghidupkan proses dua arah antara top down dan bottom up yang serasi antar pihak program dengan masyarakat sebagai sisi gerakan. Sehubungan dengan masalah tersebut, menelaah interaksi sosial antara pendamping dengan Pokmas (Kelompok Masyarakat) yaitu menelaah kedekatan antara pendamping dengan Pokmas, lalu menemukan kedudukan pendamping sebagai panutan, dan karakteristik pendamping panutan dirasakan penting. Dari interaksi sosial dapat diketahui bagaimana sebenarnya peranan Pokmas dan pendamping dalam program IDT. Dengan harapan dapat ditemukan pemecahan masalahnya. Penelitian ini dilakukan dengan metoda wawancara dengan kuesioner dilakukan pada 30 responden yang diambil secara acak untuk menanyakan pengalaman mereka mengenai interaksi sosial dengan para pendampingnya dalam pelaksanaan program IDT di Desa Pangkal Jaya. Studi menunjukan bahwa jarak pelaksanaan program IDT di Desa Pangkal Jaya. Studi menunjukan bahwa jarak sosial, dan integrasi sosial dengan pendamping yang menentukan tingkatan sosial para pendamping yang beragam. Dari ketiga dimensi tersebut ditemukan pendamping yang menjadi tokoh panutan Pokmas…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicid
dc.subject.ddcCommunityid
dc.titleInteraksi sosial pendamping dengan pokmas dalam pelaksanaan program IDT : Kasus desa Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record