Show simple item record

dc.contributor.advisorSanim, Bunasor
dc.contributor.authorTrisanto, R. Jangkung
dc.date.accessioned2024-03-22T01:54:29Z
dc.date.available2024-03-22T01:54:29Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142923
dc.description.abstractBeras sebagai bahan pangan pokok dan sebagai penyumbang devisa negara seperti pada periode tahun 1984-1986 (pada saat swasembada beras) memiliki andil yang besar bagi pembangunan Indonesia, sehingga fluktuasi harga beras saat ini perlu diantisipasi Penyimpanan beras yang dilakukan oleh para pengusaha pemilik penggilingan dan penyimpanan memerlukan mekanisme penghindar resiko harga yang efektif yaitu dengan melakukan Lindung nilai (hedging) di Bursa berjangka komoditi Sesuai dengan Pasal 3 UU No.32/1997, Komoditi yang dapat dijadikan subyek kontrak berjangka ditetapkan dengan Keppres. Ciri-ciri komoditi tersebut adalah harganya berfluktuasi, memiliki standar mutu, tersedia dalam jumlah yang besar dan diperdagangkan secara bebas. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut: (1) Seberapa jauh fluktuasi harga yang terjadi di pasar fisik, (2) Seberapa besar stok yang ada dipasar jika ingin digunakan untuk hedging dibursa berjangka komoditikomoditi, (3) Sejauh mana sistem peng-grading-an beras yang berlaku sekarang, (4) Seberapa besar carrying charges/carrying cost (biaya menyimpan komoditi) untuk pengambilan keputusan hedger jika dibandingkan harga berjangka dan harga basis, (5). Sejauh mana kesiapan beras memasuki bursa berjangka komoditikomoditi. Penelitian ini dilaksanakan, berlokasi di Propinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Karawang dan Cianjur dan Jakarta pada bulan Mei 2000 sampai dengan Desember 2000. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja, mengingat dua daerah pertama tersebut merupakan daerah pangan yang didominasi pola usahatani monokultur padi, sementara Jakarta merupakan pasar utama bagi padi dari Jawa Barat. Analisis data dibagi tiga bagian, pertama analisis grafis untuk melihat kecenderungan-kecenderungan harga cash dan harga berjangka bagi beras dan kopi. Untuk membandingkan harga cash dengan harga berjangka, akan dilakukan analisis kuantitatif berupa perbandingan selisih harga berjangka dan harga cash atau terkenal dalam bursa berjangka komoditisebagai harga basis. Untuk komoditi kopi akan dilihat seberapa besar perbandingan atau rasio antara selisih harga berjangkanya atau future price-nya dengan basis kopi, lalu dibandingkan dengan carrying charges yang dimiliki beras. Hasil dari perbandingan tersebut akan diperoleh kelayakan dari beras jika diperdagangkan di BBK, dengan biaya penyimpanan pada jangka waktu penyimpanan tertentu. Kedua untuk penentuan standar yang dapat digunakan analisis kualitatif untuk menentukan grade dari beras yang akan masuk kedalam bursa maka diguanakan kuisioner untuk menentukan grade yang sudah ada di pasar dan dari varietas apa. Setelah itu dari masing-masing grade tersebut ditentukan komponen yang terkandung didalamnya. Sedangkan untuk grade 1 dan 3 digunakan rujukan standar kualitas beras giling yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat untuk beras giling berukuran panjang, sedang dan pendek. Ketiga dalam penentuan stok beras ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcRice Commodityid
dc.titleMempersiapkan komoditi beras untuk memasuki bursa berjangka komoditiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record