Show simple item record

dc.contributor.authorAbdullah, Asadatun
dc.date.accessioned2010-05-06T13:00:26Z
dc.date.available2010-05-06T13:00:26Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14245
dc.description.abstractAgar bakto merupakan agar yang telah dimurnikan dengan mereduksi kandungan pigmen-pigmen pengotor, kandungan garam (NaCI), dan kandungan bahan-bahan asing (organik dan inorganik) serendah mungkin. Agar bakto sangat penting manfaatnya di bidang mikrobiologi dan bioteknologi karena mikroba secara umum tidak dapat mencairkan gel agar, tetapi dapat mencairkan gelatin atau hidrokoloid lainnya menjadi larutan encer. Khitosan adalah produk deasetilasi dari khitin dengan menggunakan larutan alkali. Khitosan merupakan suatu polimer rantai panjang glukosamin dengan 2-amino-2-deoksiglukosa yang mampu mengabsorbsi ion-ion metal, dan komponenkomponen pengotor (impurities) pada agar, sehingga dapat digunakan sebagai ahsorben dalam pembuatan agar bakto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengamh penambahan khitosan terhadap mutu agar bakto (bacto agar). Penelitian ini dilalcsanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Perikanan, Mikrobiologi Hasil Perikanan, dan Fisika Kimia Hasil Perikanan di Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Lzboratorium Pilot Plant di AP4 Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor, dan di Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu I-- Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian tahap pertanla dan penelitian tahap kedua. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mendapatkan khitosan yang memilki derajat deasetilasi yang tinggi untuk digunakan pada penelitian tahap kedua. Perlakuan yang diberikan pada penelitian tahap pertama yaitu proses demineralisasi , deproteinasi dan proses deasetilasi dari kulit udang (nisbah blv) dengan menggunakan HC1 1 N, NaOH 3,5 N dan NaOH 40-50 %. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan berbagai konsentrasi khitosan sebagai absorben dan waktu proses absorbsi dalam pembuatan agar bakto. Kemudian sifat-sifat agar bakto yang diperoleh dibandingkan dengan agar bakto Difco. Sifat agar bakto hasil penelitian yang memiliki kvakteristik mendekati dengan sifat agar bakto Difco akan dipilih sebagai perlakuan terbaik. Bahan baku yang digunakan untuk penelitian tahap kedua adalah alga laut Gracilaria verrucosa dan agar batang dengan kombinasi perlakuan yang diberikan adalah penambahan berbagai konsentrasi khitosan yaitu 0,5 %, 1 %, dan 1,5 % pada jangka waktu absorbsi selama 0 menit, 15 menit, 30 menit dan 45 menit. Analisis yang dilakukan adalah meliputi karakteristik mutu fisik dan kimianya serta dilakukannya uji mikrobiologi (?'PC). Prosedur penganatan meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar garam (dikondisikan sebagai NaCI), pengukuran nilai pH, kadar sulfat, kekuatan gel, dan rendemen. Uji total bakteri dilakukan pada agar bakto yang terpilih berdasarkan pengujian fisik dan kimianya. Pengujian total bakteri dilakukan dengan menumbuhkan bakteri yang berasal dari suspensi daging ikan mas (Cyprinus carpio) pada media agar (nutrient agar) yang menggunakan agar bakto dari Gracilaria verrucosa dan agar batang, serta membandingkannya dengan agar bakto standar Difco. Secara umum kualitas agar bakto berdasarkan mutu fisik dan kimia pada penelitian ini berada pada kisaran nilai standar mutu untuk agar bakto D@o. Namun pada pengujian untuk mutu mikrobiologi, nilai jurnlah bakteri yang tumbuh pada agar bakto dari Gracilaria verrucosa dan agar batang menunjukkan nilai yang tidak sama dengan standar Difo. Metode pembuatan agar bakto pada penelitian ini dapat mengurangi nilai kadar sulfat, kadar garam dan kadar abu serta meningkatkan kekuatan gel agar bakto. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa setelah agar ditambah dengan khitosan, nilai rata-rata kadar sulfatnya menurun dari 2,93 % menjadi 0,58 % - 1,94 % pada agar bakto dari Gracilaria verrucosa dan mengalami penman dari 1,98 % menjadi 0,24 %-1,24 % pada agar bakto dari agar batang. Nilai rata-rata kadar abu agar bakto dari Gracilaria verrucosa menurun dari 8,63 % menjadi 3,21 %-7,13 % dan menurun dari 6,93 % menjadi 0,67 %- 5,11 % pada agar bakto dari agar batang, sedangkan nilai rata-rata kekuatan gel agar bakto Gracilaria verrucosa meningkat dari 107,75 grdcm2 menjadi 11667 grdcm2- 383,93 gram/cm2 dan dari 467,80 gram/cm2 menjadi 483,33 gram/cm2-750 gram/cm2 untuk agar bakto dari agar batang. Hail penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan penambahan khitosan 0,5 % dengan waktu proses absorbsi 0 menit menghasilkan agar bakto dari agar batang mempunyai sifat-sifat yang paling optimum atau mendekati nilai standar Difco bacto agar yaitu dengan parameter sebagai berikut : kadar garam 0,0335 %, kadar abu 4,18 %, kadar air agar 24,46 %, kekuatan gel 483,33 gram/cm2, dan nilai pH sebesar 6,25. Pada agar bakto dari Gracilaria verrucosa perlakuan pemberian khitosan 1 % dengan waktu proses absorbsi 45 menit menghasilkan agar bakto yang paling optimum (mendekati standar Difco bacto agar) yaitu dengan parameter sebagai berikut : kadar garam 0,0215 %, kadar abu 3,45 %, kadar air 16,89 %, kekuatan gel 341,Ol gram/cm2, dan nilai pH sebesar 5,88. Jumlah bakteri yang tumbuh pada agar bakto dari Gracilaria verrucosa adalah 2,4 x lo5 kolonilgrarn, pada agar bakto dari agar batang adalah 2,7 x 10' kolonilgram, dan pada agar bakto standar Difco didapatkan sebesar 2,9 x 10' koloniigram.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Penambahan Khitosan terhadap Mutu Agar Bakto (Bacto Agar)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record