Show simple item record

dc.contributor.authorSulistriani, Yunita
dc.date.accessioned2010-05-06T12:59:47Z
dc.date.available2010-05-06T12:59:47Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14244
dc.description.abstractPerubahan daratan pantai dan penutupan lahan di daerah pesisir dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni faktor alam dan faktor kegiatan manusia. Faktor alam yang paling berpengaruh adalah pola angin, arus, gelombang, bencana alam dan faktor alam lainnya, sedangkan faktor manusia yang paling berpengaruh seperti pembangunan di pesisir pantai, penanaman hutan bakau, ataupun pembuatan dermaga. Pengamatan terhadap perubahan daratan pantai dan penutupan lahan dilakukan secara spasial dengan menggunakan citra Landsat 7 ETM+ path / row 121/65 yang direkam pada tahun 2001, 2005, dan 2006 yang mencakup koordinat 7°40’0.0’’ LS-108°37’30.0’’ BT dan 7°45’0.0’’ LS-108°41’0.0’’ BT serta dilakukan perbandingan antara citra yang diambil sebelum tsunami dengan citra yang diambil setelah tsunami. Data sekunder yang digunakan adalah data yang terkait dalam analisis perubahan daratan pantai dan penutupan lahan. Untuk mengetahui adanya perubahan daratan pantai ataupun perubahan lahan, citra diproses sedemikian rupa dengan menggunakan Software ErMapper dan ArcView dengan metodologi pengkelasan yang kemudian dioverlay untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Dalam mengamati perubahan penutupan lahan juga dilakukan pengkelasan terhadap data citra penelitian kedalam 6 kelas yaitu perairan, pemukiman, vegetasi, persawahan, lahan basah dan lahan kering. Ketiga citra yang telah dioverlay menunjukkan akresi yang terjadi pra tsunami (citra tahun 2001-2005) meliputi Pantai Barat Pangandaran, Pantai Timur sebelah utara, Pantai Pasir Putih, Tg. Cimanggu, Tg. Kalapaendep dan Muara Sungai Cikidang, sedangkan wilayah yang mengalami abrasi meliputi sebagian kecil Pantai Barat dan beberapa bagian dari pantai di sekitar cagar alam Pananjung. Citra pasca tsunami yang telah dioverlay (citra tahun 2005-2006) menunjukkan bahwa peristiwa abrasi terjadi di beberapa daerah di sekitar Pantai Pangandaran dan Cikembulan. Namun dengan bentuk pantai Pangandaran yang unik dan adanya cagar alam Penanjung di daerah ini membuat Pantai Timur aman dari gempuran abrasi akibat tsunami, bahkan di beberapa tempat di Pantai Timur ada daerah yang mengalami akresi akibat penggenangan air laut tsunami yang cukup lama sehingga terjadi penimbunan material di daerah tersebut. Citra pra tsunami menunjukkan adanya penambahan luas pemukiman. Dengan jumlah penduduk ± 45.000 jiwa danpertumbuhan penduduk rata-rata 1%, kegiatan pembangunan pemukiman terus berjalan. Citra pasca tsunami menunjukkan daerah yang mengalami pengurangan adalah kelas pemukiman. Hal tersebut dikarenakan pemukiman-pemukiman yang berdiri di sepanjang pesisir Pantai Pangandaran rusak akibat terjangan tsunami. Berdasarkan hasil penelitian ini pemerintah setempat dapat menentukan kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pengelolaan sektor pariwisata Pantai Pangandaran maupun rencana tata kota sehingga tercipta sebuah obyek pariwisata yang aman dan nyaman.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerubahan Daratan Pantai dan Penutupan Lahan Pasca Tsunami Secara Spasial Dan Temporal di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record