Show simple item record

dc.contributor.advisorAsmarantaka, Ratna Winandi
dc.contributor.authorGusfrianti, Rini
dc.date.accessioned2024-03-19T04:32:32Z
dc.date.available2024-03-19T04:32:32Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142354
dc.description.abstractDitengah situasi perekonomian bangsa Indonesia yang tidak menentu seperti saat ini, pertanian menjadi sektor yang diharapkan dapat menjadi titik cerah perekonomian yang dapat diandalkan untuk mengangkat kembali standar kehidupan perekonomian ketingkat yang lebih baik. Hal ini tentu saja harus didukung oleh semua pihak baik itu pemerintah, rakyat dan juga tidak lepas dari dukungan dunia internasional. Kebijakan pengembangan industri pada Pelita VI menetapkan antara lain pentingnya meningkatkan daya saing hasil industri nasional baik di pasaran dalam negeri maupun internasional. Peningkatan ekspor non migas harus dilakukan dengan segala upaya dalam rangka memacu pertumbuhan ekspor. Salah satu komoditi ekspor spesifik daerah yang mempunyai prospek yang cerah serta perlu dikembangkan di Sumatera Barat adalah komoditi gambir. Gambir merupakan komoditi perkebunan yang pengusahaannya dilakukan oleh rakyat dan merupakan produk alami yang kandungan bahan kimianya rendah. Teknik budidaya dan pengolahan gambir masih bersifat tradisional, hal ini sebagai penyebab rendahnya mutu, produktivitas dan rendemennya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani dan margin pemasaran yang diperoleh dari wawancara langsung dengan petani, pedagang pengumpul dan eksportir di daerah penelitian. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuisioner. Data sekunder diperoleh melalui laporan-laporan tertulis dari lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian ini dan dipakai untuk analisis tabulasi ekspor. Dalam analisis pendapatan usahatani gambir per ha, pendapatan dibedakan menjadi dua. Pertama pendapatan atas biaya tunai yaitu biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani sebesar Rp 5.431.133,14 per kg. Kedua, pendapatan atas ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcMarketingid
dc.titleAnalisis pendapatan usahatani, pemasaran dan prospek ekspor gambir : Kasus di desa Manggilang, kecamatan Pangkalan Koto Baru, kabupaten 50 Kota, Propinsi Sumatera Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record