dc.description.abstract | Sampai saat ini, produksi kacang tanah di Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri baik untuk bahan makanan-maupun untuk pakan temak... Walaupun produksi kacang tanah mengalami peningkatan, tetapi peningkatannya tidak mampu mengikuti peningkatan konsumsi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, Indonesia masih melakukan impor dan sejak tahun 1980-an cenderung mengalami peningkatan, sehingga devisa yang dikeluarkan semakin besar.
Sebenarnya kacang tanah sangat menguntungkan bila diproduksi di dalam negeri. Apabila dilihat dari tingkat pendapatan berbagai jenis tanaman pangan, maka tingkat pendapatan kacang tanah paling tinggi. Meskipun demikian kacang tanah tidak mampu berkembang seperti halnya tanaman padi sawah. Tingkat produktivitasnya masih sangat rendah, yaitu rata-rata sekitar 1.0 ton/hektar. Padahal dari penelitian di petak percobaan, produktivitasnya mencapai 2.5-3.0 ton per hektar polong kering.
Permasalahannya adalah untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah dalam negeri, harus memilih yang lebih efisien secara ekonomi, meningkatkan produksi dalam negeri atau impor. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keunggulan komparatif produksi kacang tanah di dalam negeri; serta dampak campur tangan (kebijaksanaan) pemerintah terhadap produsen dan konsumen.
Alat analisis yang digunakan adalah Matrik Analisis Kebijaksanaan (Policy Analysis Matrix/PAM). Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Kantor Statistik Propinsi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi serta instansi terkait lainnya. | id |