| dc.description.abstract | Tembakau (Nikotiana tabacum L.) sebagai tanaman penghasil bahan kenikmatan (stimulan), bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Akan tetapi masyarakat Indonesia sudah mengenal jauh sebelum Belanda datang (1600). Untuk menduga asal tanaman tembakau, ada yang menghubungkan dengan namanya yaitu 'tabacco' atau 'tumbaco', sehingga timbul pendapat bahwa tanaman tembakau masuk Indonesia karena di- bawa orang Portugis.
Pengusahaan tembakau di Indonesia untuk tujuan ekspor dimulai sejak adanya Cultuurstelsel pada tahun 1830. Pada mulanya penanaman tembakau menggunakan varietas yang di- usahakan Belanda dari Pilipina. Hasil yang diperoleh petani harus dijual kepada pemerintah Belanda dengan harga yang telah ditentukan.
Sejak penanaman tembakau pada tahun 1830, Indonesia
mempunyai tiga pusat daerah pengusahaan tembakau yang mempunyai keadaan iklim dan tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau. Tiga pusat daerah pengusahaan tembakau yaitu daerah Deli (Sumatera Utara), daerah Vorstenlanden (Surakarta-Yogyakarta), dan daerah Besuki (Jember-Bondowoso). Tanaman tembakau yang diusahakan di tiga pusat daerah pertembakauan yaitu tembakau cerutu. Jenis tembakau cerutu dikelompokkan sesuai dengan kegunaannya yaitu daun pembalut (dekblad, wrapper), daun pembungkus (omblad, binder), dan daun pengisi (vuzel, filler). | id |
