Pola Distribusi dan Struktur Populasi Keong Macan (Babylonia spirata L.) di Teluk Pelabuhan Ratu Pada Musim Timur
Abstract
Keong Macan (Babylonia spirata L.) sebagai sakh satu ko~noditpi erikanan yang be~potensiu ntuk dikembangkan, tetapi sedikit sekali inforrnasi mengenai komoditi tersebut. Penelitian pola distribusi dan struktur populasi Keong Macan (Babylonia spirata L.) di Teluk Pelabuhan Ratu di!larapkan dapat ~nemberikanin for~nasyi ang lebih jelas uiltuk menunjang kegiatan elcsploitasi dan usaha budidaya Keong Macan agar tidak punah. Penelitian dilakukan di perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada bulan Agustus - Septe~ube2r 000. Tujuan penelitian yang pe~tamaa dalah untuk mengetahui pola distribusi yaitu meliputi ltepadatan populasi, pola sebaran populasi, distribusi fielcuensi panjailg dan pengelolnpokan habitat. Kedua untuk mengetahui distribusi temporal dan rasio kelamin Keong Macan. Stasiun pengambilan contoh ditent~~ltabne rdasarkan habitat Keong Macan yaitu perairan Karang Hawuh, Citepus, Cimaja, Cipatuguran dan Cirnandiri. Pemilihan stasiun dan einpat kali pengambilan contoh diharapkan dapat mewakili distribusi ICeong Macall. Penganlbilan contoh Keong Macan dilakukan pada setiap stasiun dengan nlenggunakan alat tangkap (jodang). Penganlatan contoh Keong Macan ineliputi jumlah keong Bang tel-tangkap, panjang cangkang, berat total keong dan jellis kelamin. Wawancara terhadap nelayatl juga dilakukan utltuk ~nengetahuin for~nassi ecara jelas tentang Keong Macan. Pengukuran paranleter fisika ki~niap erairan sebagai data penunjaug dilakukan satu kali saat peitengahan penelitiall(17/8/2000) yang diharapkan dapat mengganlbarkan kondisi perairan pada Musim Timur. Pengamatan parameter fisika-kimia perairan meliputi salinitas, suhu, kekeruhan, $1, Bedala~na~dal n tipe substrat. Kepadatan Keong Macan pada pengamatan pettailla (7/8/2000), kedua (1 9/8/2000) dan ketiga (3/9/2000) masing-masing sebesar 32; 76;dan 90 ekor/1n2. Hubungan antara kepadatan Keong Macan dengall panjang rata-ratanya pada setiap pengainatan me~lunjukkanb ahwa selama rangkaian pengamatan kepadatan Iceong Macan senlakin besar tetapi paujang rata-rata se~nalcink ecil. Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh kegiatan eksploitasi, ko~npetistie rhadap paka11 dan pe~nisahanh abitat. Nilai kepadatan populasi Keong Macan pada setiap lokasi penangkapan berkisar antara 32-100 ekor/mn2. Kepadatan Keong Macan tertinggi terletak pada lokasi perairan sekitar Samudera Beach Hotel (Citepus) dan Ciinandiri. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya nelayan yang melakukan penangkapan pada kedua daerah tersebut dibandingkan lokasi-lokasi penangkapan laiiulya. Pola sebarai; populasi Keong Macen (BabyLonia spirata L.) bersifat me~lgelompok dengall inenga~natei inpat lokasi penangkapan Keong Macan di Teluk Pelabuhan Ratu. Pola sebaran populasi diduga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, ketersediaan makanan, tipe substrat dan kenlanlpuan larva bentik untuk lne~nilihd aerah yang akan ditempatinya. Keong Macan jantan memiliki dua kelompok ukuran, sedangkan keong betina menliliki tiga keloxnpok ukuran. Panjang rata-rata setiap kelompok ukuratl keong jantatl adalah 28,99 nlln dan 36,69 mm dengan junllah populasi sebesar 245 dan 26 ekor. Panjang rata-rata setiap kelompok ukuran keong betina adalah 25,53 mm, 31,73 mm dan 41,60 mm dengan jumlah populasi sebesar 253; 61; dan 83 ekor. Perhitungan kelo~npoku lcura~l dipengaruhi oleh eksploitasi yang dilakukan manusia, pemisahan habitat dan ketersediaan makanan. Frekuensi keong betina selalu lebih besar dibandingkan frekuensi keong jantan. Rasio kelamin jantan dan betina pada empat pengamatan adalah 1: 1,5 kecuali pada pengamatan pertama yaitu 1: 1. Rasio kelamin antara jantan dengan betina secara keseluruhan adalah 1 : 1,348. Hasil rasio kelamin diduga dipengaruhi oleh perbedaan kecepatan pertumbuhan antara keong jantan dan betina yaitu pertumbuhan rata-rata keong betina yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan rata-rata jantan pada ukuran diatas 25 mm. Kecepatan peinbentukan organ kelamin yang berbeda sehingga sulit untuk menentukan kelamin karena gonad belum terbentuk dengan sempurna juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai rasio kelamin yang didapat. Pengamatan distribusi frekuensi panjang keong macan (Babylonia spirata L.) meliputi pengamatan terhadap 328 ekor keong jantan dan 442 ekor keong betina yang terbagi dalam 19 kelas dengan kisaran kelas sebesar 20,2 - 51,1 nlm dan interval kelas sebesar 1,7 mrn. Panjang terkecil dan terbesar Keong Macan jantan masing-masing adalah 21,8 mnl dan 45,3 mm, sedangkan panjang terkecil dan terbesar Keong Macan betina masing-masing sebesar 20,2 mnl dan 51,l mm. Jumlah keong jantan dan betina pada ukuran yang besar (>39,6 mm) yang hanya sebesar 11,43 % dari keseluruhan pengamatan contoh keong diduga diakibatkan oleh karena adanya kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan setempat untuk keperluan eksport. Distribusi temporal diamati dengan melihat kepadatan dan panjang rata-rata keong pada empat pengamatan. Baik keong jantan maupun keong betina menunjukkan bahwa seiring pertambahan waktu pengamatan panjang rata-rata mengalami penurunan, sedangkan kepadatan mengalami kenaikan. Hasil wawaucara nelayan menunjukkan bahwa adanya penurunan hasil tangkapan keong dan jumlah keong yang berukuran besar yang diprakirakan diakibatkan oleh adanya eksploitasi yang berlebihan. Pengelompokan habitat berdasarkan kesamaan parameter fisika-kimia perairan menghasilkan dua kelompok habitat. Kelompok pertama terdiri dari Cimandiri dan Cipatuguran, sedangkan kelompok kedua terdiri dari Karang Hawuh; Citepus; dan Cimaja. Lokasi habitat pada kelompok pei-tama dipengaruhi kuat oleh muara sungai besar (Sungai Cimandiri) yang membawa runofdari daratan yang menyebabkan dasar perairannya berlumpur dan kekeruhan tinggi. Pengelompokan habitat berdasarka~k epadatan populasi terdiri dari dua kelompok habitat. Kelompok pertama terdiri dari Karang Hawuh dan Citepus, sedangkan kelornpok kedua terdiri dari Cimandiri; Cipatuguran; dan Cimaja. Pengelompokan habitat dari dua pendekatan yang berbeda menerangkan bahwa parameter fisika-kimia perairan yang diukur tidak mempengaruhi penyebaran populasi Keong Macan. Pengelompokan yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat faktor lingkungan selain parameter fisika kimia perairan yang diukur yang mempunyai peranan penting terhadap sebaran Keong Macan.

