Analisis dampak kemacetan lalu lintas terhadap sosial ekonomi pengguna jalan dengan contingent valuation method (CVM) (Studi kasus: Kota Bogor, Jawa Barat)
Abstract
Jumlah kendaraan bermotor di Kota Bogor semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Pertambahan jumlah kendaraan menyebabkan kemacetan. Kemacetan dilihat dari dampak sosial membuat stress, kesal, lelah hingga waktu yang terbuang. Dampak kemacetan dari sisi ekonomi jelas lebih terlihat dari sisi manfaat yang hilang dan biaya yang harus dikeluarkan. Kemacetan membuat pengguna kendaraan bermotor harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk pembelian bahan bakar. Masyarakat yang bekerja juga kehilangan pendapatan mereka karena terlambat masuk kantor. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukanlah penelitian ini. Adapun permasalahan yang dikaji adalah 1) Apakah dampak sosial ekonomi yang dirasakan pengguna jalan saat terjadi kemacetan? 2) Berapa besarnya pengeluaran bahan bakar pengguna jalan bila terkena kemacetan dibandingkan dengan tidak terkena kemacetan? 3) Berapa besarnya pendapatan yang hilang akibat kemacetan? 4) Berapa besarnya nilai kerugian pengguna jalan akibat kemacetan dilihat dari nilai kompensasi (WTA) yang bersedia mereka terima dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai WTA tersebut. Manfaatnya agar masyarakat dapat mengetahui nilai kerugian akibat kemacetan. Selain itu, perhitungan kerugian BBM dan hilangnya pendapatan diharapkan dapat menambah informasi kerugian yang lebih spesifik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Contingent Valuation Method (CVM). Metode ini memiliki kemampuan untuk mengestimasi manfaat lingkungan dari berbagai sisi. Berdasarkan hasil penelitian, kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam belajar atau jam kerja, pemborosan bensin, dan hilangnya pendapatan. Pengeluaran pembelian BBM dalam kondisi lalu lintas normal untuk pengguna mobil adalah sebesar Rp 13.933,25, sedangkan motor Rp 13.238,32. Namun apabila mereka terjebak kemacetan maka biaya tersebut meningkat menjadi sebesar Rp 19.171,12 dan motor Rp 18.221,38. Kerugian yang ditanggung adalah sebesar Rp 5.237,87 per mobil dan Rp 4.983,06 per motor. Selanjutnya, perhitungan pendapatan yang hilang akibat kemacetan untuk pengendara mobil adalah sebesar Rp 6.301,00, pengguna sepeda motor Rp 2.800,58, sedangkan pengguna angkutan umum Rp 2.254,05 setiap harinya. Total pendapatan yang hilang dari pengguna jalan adalah Rp 11.356,12. Total hilangnya pendapatan akibat kemacetan di Kota Bogor adalah Rp 7.377.321.660,00 per hari. Penggunaan metode CVM menghasilkan nilai rata-rata WTA yang diekspresikan responden untuk pengguna mobil sebesar Rp 12.963,56, pengguna motor Rp 7.265,71, dan penumpang angkutan umum Rp 5.225,23.Variabelvariabel yang mempengaruhi besarnya nilai WTA pengguna jalan secara signifikan adalah variabel pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, umur, durasi terkena kemacetan, jarak tujuan perjalanan, dan kategori pengguna jalan.

