Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Joko
dc.contributor.advisorKoesoebiono
dc.contributor.advisorSuryadiputra, I.N.N.
dc.contributor.authorWisnawa, I. Made
dc.date.accessioned2024-03-13T06:38:15Z
dc.date.available2024-03-13T06:38:15Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141587
dc.description.abstractSungai sebagai lingkungan manusia yang juga merupakan sumberdaya alam atau memiliki sumberdaya hayati akuatik di dalamnya, dapat dipergunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Akibatnya sungai mempunyai fungsi yang beraneka ragam yaitu untuk keperluan domestik, pertanian, perikanan, irigasi, perindustrian dan pembuangan limbah. Sungai Mati yang membentang dari utara ke selatan sepanjang 12 Km di pinggiran bagian barat kota Denpasar dimanfaatkan untuk beragam kepentingan seperti telah disebutkan di atas. Akibat pemanfaatan tersebut diduga terjadi penurunan nilai kualitas perairan di sungai mati. Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas lingkungan perairan Sungai Mati dengan cara mempelajari struktur komunitas makrozoobenthos sebagai aspek utama dan parameter fisika -kimia air sebagai aspek penunjang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember sampai Desember 1991. Pengambilan contoh pada 7 stasiun ditentukan berdasarkan faktor lingkungan dan kondisi tata guna lahan di sekitar daerah aliran Sungai Mati. Pengambilan contoh makrozoobenthos pada setiap stasiun dilakukan pada 5 titik secara melintang. Contoh makrozoobenthos diambil dengan menggunakan paralon. Hewan contoh yang diambil dibersihkan dengan menggunakan ayakan dengan mata saringan 0,5-1,0 mm, kemudian diawetkan dalam larutan formalin 10 % untuk selanjutnya diidentifikasi. Parameter fisika-kimia yang diamati adalah suhu, kecepatan arus, debit air, kekeruhan, MPT, DHL, substrat, pH, oksigen terlarut, BOD5, COD, NH3 total, nitrat dan total posfat. Untuk analisa parameter fisika-kimia di gunakan Indek Kualitas Air (Ott, 1978). Struktur komunitas makrozoobenthos yang dianalisa adalah komposisi jenis; kelimpahan dan biomassa; Indek Keragaman, Keseragaman dan Dominansi; dan Distribusi Kelimpahan. Analisa terhadap kualitas air Sungai Mati dengan menggunakan Indek Kualitas Air menurut Ott (1978) diperoleh kualitas air dengan kondisi baik pada stasiun I sampai V dan kualitas air sedang pada stasiun VI dan VII. Parameter yang berperan besar dalam penurunan kualitas air pada stasiun VI dan VII adalah oksigen terlarut yang rendah serta nilai BOD5 yang lebih tinggi dari stasiun sebelumnya. Analisa kualitatif terhadap komunitas makrozoobenthos, didasarkan pada kepekaan organisme terhadap kualitas lingkungan perairan. Sifat kepekaan organisme terhadap kualitas lingkungan perairan yaitu sensitif, intermedit dan toleran (Ravera, 1979). Berdasarkan analisa ini stasiun I sampai IV digolongkan perairan yang lebih baik dari stasiun lainnya dan untuk stasiun V, VI dan VII di duga telah mengalami penurunan kualitas dari stasiun sebelumnya, karena pada ketiga stasiun tersebut organisme-organisme yang bersifat sensitif menghilang. Hal ini didukung oleh pernyataan Mac Kenthun (1969) dalam Ravera (1979) bahwa organisme-organisme yang bersifat sensitif biasanya menghilang jika kualitas perairan menurun nilainya akibat masuknya polutan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcStruktur komunitas makrozoobenthos sebagai indikator kualitas lingkungan perairan sungai mati di Kabupaten Badung Baliid
dc.titleStruktur komunitas makrozoobenthos sebagai indikator kualitas lingkungan perairan sungai mati di Kabupaten Badung Baliid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record