Show simple item record

dc.contributor.authorIndah, Dora
dc.date.accessioned2010-05-06T11:52:32Z
dc.date.available2010-05-06T11:52:32Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14157
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian rotifera Brachionus yang diperkaya dengan P-karoten terhadap tingkat konsumsi dan kelangsungan hidup larva kerapu bebek Cromileptes altivelis. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2000 hingga Januari 2001 di Laboratorium Multi Species Hatchery (MSH) Lolitkanta Gondol, Bali. Analisa kimia dilakukan di Laboratorium Kimia Lolitkanta Gondol clan di Laboratorium Nutrisi Ran, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan larva kerapu bebek Cromileptes altivelis dilakukan secara indoor di dalam 9 wadahpolycarbonat transparant berkapasitas 200 L. Larva ikan diperoleh dari telur hasil pemijahan alami ikan kerapu bebek. Penebaran larva diatur sebesar 2000 individ~dwadah pemeliharaan. Fitoplankton Nan~~ochloropsis occzrlata mulai diberikan ke dalam wadah pemeliharaan larva dengan kepadatan 0,5-1 juta sel/mL saat larva berumur D-2 pada pukul 15.00 WITA. Intensitas cahaya yang jatuh di permukaan air diatur sebesar 600-1000 lux. Pengaturan fotoperiode dimulai pada larva umur D-3 selama 15 jam terang dan 9 jam gelap dan diset pada pukul 06.00-21.00 WITA. Pakan larva yang digunakan adalah rotifera Brachionzrs yang telah diperkaya dengan kepadatan 300 ind./mL pada tiga dosis P-karoten yang berbeda dalam 10 L media, yaitu: Perlakuan A : 0 mg 6-karoten + 0,5 ml minyak cumi + 2,5 gram ragi roti Perlakuan B : 10 mg P-karoten + 0,5 ml minyak cumi + 2,5 gram ragi roti Perlakuan C : 25 mg P-karoten + 0,5 ml minyak cumi + 2,5 gram ragi roti Untuk membentuk emulsi yang stabil, masing-masing bahan pengkaya tersebut dicampur dengan 0,l g kuning tel~um. entah menggunakan homogenizer dan dituang serta diaerasi rata selama dua jam ke dalam media kultur rotifera sebelum diberikan sebagai pakan larva. Rotifera type-SS Brachionzrs rotzmdiformis yang telah diperkaya diberikan pada pagi hari (pukul 06.00 WITA) saat larva berumur tiga hari. Pada lama umur D-3 hingga D-5 kepadatan rotifera dijaga mi~limal 5 individu/ml. Penambahan rotifera type3 Brachionzrs rott~ndiformis diberikan pada larva umur D-6 hingga D-8 dengall menjaga kepadatan minimal rotifera sebanyak 10 individ~dnll. Rotifera type-L Brachionlrs plicatilis tnulai diherikan pada larva unlur D-S hingga D-15 clel~gall menjaga Icepadatan rotifera mini~nal sebanyak 20 individudml. Pergalltiall air tidak dilakukan hingga hari ke-6 kecuali penamballan plankton. Mulai hari ke-7 dilakukan pergalltian air sebesar 10% dan terus lneningkat secara bettahap hingga 40% pada l a ~ v aum ur D-14. Untuk mengetahui respon pemangsaan awal larva, dilakukan pengambilan data feeding incidence dan jurnlah pakan dalam saluran pencernaan larva pada dua hari pertama pemangsaan awal larva (D-3 hingga D-4). Pada akhir penelitian (D-15), dilakukan penghitungan kelangsungan hidup larva dan kandungan karotenoid total di tubuh larva. Rancangan percobaan yang di,pnakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dosis pengkayaan yang berbeda dan tiga ulangan. Selanjutnya diadakan uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Pemberian P-karoten yang berbeda terhadap rotifera memberikan pengaruh terhadap kandu~gan total karotenoid antar perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan taupa pemberian P-karoten, terdapat kandungan total karotenoid sebesar 346,9 pg/g rotifera (bobot kering). Kandungan total karotenoid ini diduga berasal dari fitoplankton Nannochloropsis occulata yang digunakan sebagai pakan rotifera. Dalam penelitian ini, walaupun kandungan total karotenoid di dalam tubuh rotifera mencapai 1693,9 pg/g rotifera, namun tidak meningkatkan kemampuau larva untuk memangsa rotifera, yang dicirikan dengan tidak berbedanya nilai feeding incidence dan jumlah pakan di dalam sduran pencernaan rotifera (P>0,05). Diduga kandungan karotenoid di dalam tubuh rotifera sebagai hasil budidaya dengan fitoplankton Nnnnochloropsis occulata ini sudah cukup memberi nuansa warna pada rotifera tersebut. Data feeding incidence maksimal pada pemeliharaan larva umur D-3 menunjukkan bahwa >78,0% larva telah dapat melakukan aktivitas pemangsaan awal dimana keberhasilan larva dalam memanfaatkan pasokan pakan dari luar pada saat cadangal makanan dari dalam tubuh sudah habis, merupakan kunci bagi kelangsungan hidup larva untuk tahap selanjutnya. Saat larva umur D-4, feeding incidence maksimal mencapai 100% yang menjadi indikator bahwa seluruh populasi larva telah dapat melakukan pemangsaan secara aktif. Tingkat pemangsaan larva juga dapat digambarkan melalui isi saluran pencemaan dimana pengamatan terhadap jumlah pakan maksimal di dalam tubuh larva pada umur D-3 meningkat dari 1,4-1,6 ind. rotiferdlarva menjadi 5,s-6,4 ind. rotiferdlarva di hari ke-4. Hal ini membuktikan bahwa sejalan dengan bertambahnya unlur, ukuran tubuh larva juga bertambah, sehingga larva memerlukan energi yang lebih banyak yang pada akhirnya konsumsi pakan meningkat. Tidak berbedanyafeeding incidence dan tingkat pelllangsaan maksimal larva antara perlakuan menjadi alasan kelangsungan hidup larva yang tidak berbeda pula, yaitu dengan kisaran 3 1,9-48,9%.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Penlberian Rotifera Brachionus yang Diperkaya dengan J3-karoten Terhadap Kelangsungan Hidup Larva Kerapu Bebek Cror17ileptes altivelisid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record