dc.description.abstract | Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang diusahakan di berbagai daerah, diduga berasal dari Benua Afrika (Hartley, 1967). Tanaman kelapa sawit tergolong dalam famili Arecaceae, batangnya tumbuh lurus ke atas dan tingginya mencapai 10-11 m; umur ekonomis 25-35 tahun. Kelapa sawit dimasukkan ke Indonesia dan ditanam di Bogor pada tahun 1848, dengan biji yang berasal dari Pulau Mauritius (Soetedjo, 1969; Ferwerda, 1977).
Kelapa sawit merupakan tanaman yang serba guna, seluruh bagian tanaman tersebut bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ada tiga produk komersial yang didapatkan dari kelapa sawit, yaitu: minyak sawit, minyak inti sawit dan ampas inti sawit (Hartley, 1967)
Di Indonesia, kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting peranannya dalam meningkatkan devisa negara. Pada tahun 1978 nilai ekspor hasil tanaman perkebunan yang diperoleh dari kelapa sawit menduduki tempat nomor tiga setelah karet dan kopi. Pada tahun 1988, produksi minyak sawit ditargetkan mencapai 2.8 juta ton, dan sejumlah 2.1 juta ton akan tersedia untuk ekspor (Naibaho, 1983).
Kelapa sawit sebagai tanaman tropis memerlukan syarat- syarat ekologis tertentu untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Syarat-syarat ekologis tersebut meliputi curah hujan, penyinaran matahari, suhu dan tanah yang cocok. Mengingat faktor-faktor tersebut di atas, pertanaman kelapa sawit sampai saat ini terpusat di Sumatra Utara (Taniputra, 1979; Daswir, 1980). | id |