Show simple item record

dc.contributor.advisorHanafiah, T.
dc.contributor.authorAgustina, Maya
dc.date.accessioned2024-03-08T03:13:31Z
dc.date.available2024-03-08T03:13:31Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141282
dc.description.abstractPenyebaran sumber daya alam yang tidak merata, kegiatan ekonomi yang terkonsentrasi serta adanya biaya transpor dan komunikasi akan mendorong terciptanya pemusatan aktivitas sosial ekonomi, penduduk, sarana dan prasarana pelayanan sosial di suatu tempat tertentu. Pada umumnya daerah pemusatan tersebut terjadi di kota, terutama kota metropolitan dan besar. Kota dengan segala fasilitas yang dimiliki mempunyai fungsi yang demikian kompleks, tetapi tidak semua kota memiliki fungsi yang demikian beragam. Pemusatan penduduk dan ketersediaan fasilitas di kota metropolitan dan besar menyebabkan efisiensi penanaman investasi dalam proses pembangunan ekonomi, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Biaya sosial semakin besar dan kerugian- kerugian ekonomi akan terjadi (diseconomies of scale). Keadaan ini secara populer dinyatakan bahwa daya dukung perkotaan telah melampaui batas kemampuan ekologisnya. Untuk mengurangi beban kota metropolitan dan besar, mulai dipikirkan suatu cara untuk meningkatkan fungsi kota sedang. Kota sedang yang merupakan wilayah belakang dari kedua jenis kota tersebut biasanya hanya merupakan tempat bermukim bagi penduduk setempat maupun penduduk yang mempunyai aktivitas di kota metropolitan dan besar. Dengan adanya kebijaksanaan pembangunan perkotaan, diharapkan kota sedang mempunyai fungsi yang lebih dari sekedar daerah pinggiran bagi kota metropolitan dan besar. Oleh karena itu penelitian ini mempunyai tujuan: (1) Menelaah dan membandingkan fungsi Kota Kudus dan Klaten sebagai pusat pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi dan (2) Menelaah kebijaksanaan dan strategi pemerintah daerah dalam Repelita VI untuk meningkatkan fungsi Kota Kudus dan Klaten sebagai pusat pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Studi tentang fungsi kota sedang dalam pembangunan wilayah dilaksanakan di dua kota, yaitu Kota Kudus dan Klaten Propinsi Dati I Jawa Tengah. Metode analisa yang digunakan ada empat jenis yaitu Metode Location Quotient (LQ), Metode Tabulasi, Metode Skalogram dan Metode Sosiogram. Metode LQ digunakan untuk melihat sektor ekonomi basis di Kabupaten Kudus dan Klaten; Metode Tabulasi di- gunakan untuk menjelaskan hubungan antara sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja terbanyak di Kota Kudus dan Klaten, tenaga kerja yang diserap oleh sektor ekonomi tersebut dan penduduk tiap kecamatan yang bekerja di sektor ekonomi utama; Metode Skalogram digunakan untuk mengetahui hirarki pusat-pusat permukiman dan Metode Sosiogram digunakan untuk melihat mobilitas penduduk dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas pelayanan sosial...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcRegional economicsid
dc.titleFungsi kota sedang dalam pembangunan wilayah : studi kasus Kota Kudus dan kota Klaten Propinsi DATI I Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record