Show simple item record

dc.contributor.advisorSajogyo
dc.contributor.authorPurnama, Rohana
dc.date.accessioned2024-03-07T04:03:09Z
dc.date.available2024-03-07T04:03:09Z
dc.date.issued1990
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141206
dc.description.abstractSejak Jakarta menjadi ibukota negara RI, Jakarta tidak pernah sepi dari arus migrasi penduduk. Masuknya para migran ke Jakarta disebabkan karena pertumbuhan fisik yang nyata, yaitu dari pembangunan gedung perkantoran, fasilitas hiburan dan lainnya, memberi daya tarik bagi orang bukan penduduk Jakarta. Termasuk di antara migran adalah kaum golongan kecil yang berasal dari kalangan sirkuit bawah desa. Alasan utama migrasi di sirkuit bawah, yaitu khususnya yang akhirnya bekerja sebagai pedagang kaki lima di Pasar Senen ini pindah ke Jakarta, adalahJakarta menawarkan kesempatan kerja bagi siapa saja yang mau bekerja. Karena di desa tak ada pekerjaan yang dapat menampung golongan muda, kaum migran meninggalkan desa menuju Jakarta. Pola migrasi masuk ke Jakarta tidak dipengaruhi oleh kemungkinan golongan muda mampir di kota-kota kecil sebelum tiba di Jakarta. Keberanian dan tekad bulat meninggalkan desa asal didorong pula oleh sumber cerita tentang Jakarta (saudara/kenalan) yang juga mengalami bahwa setiba di Jakarta mereka akan langsung bekerja. Pendidikan rendah, tidak memiliki ketrampilan, orang petani/buruh tani, merupakan bagian kecil latar tua belakang sosial migran pedagang kaki lima. Memperoleh pekerjaan apa saja asal halal pada mulanya, tempat tinggal dimana saja, modal kecil dan pendapatan harian yang rendah juga mewarnai hidup para migran pedagang kaki lima di Jakarta. Namun sekalipun demikian mereka tetap hidup, bahkan dapat mengirim uang ke desa asal, pulang ke desa minimum setahun sekali dan sedikit-sedikit mampumenabung. Bekerja sebagai pedagang kaki lima sudah ditekuni selama lebih dari lima tahun bahkan ada yang lebih dari tujuh tahun. Inipun dimulai setelah minimum selama dua tahun migran mengerjakan apa saja di Pasar Senen: yang penting dapat uang dan bisa hidup di Jakarta. Bahkan modal membuka usaha kaki lima diperoleh dari selama bekerja mula-mula itu. untuk pengumpulan upah Sekalipun terdapat kenaikan tingkat kehidupan sosial di kota dibandingkan dari desa, kaum migran pedagang lima di Pasar Senen ini tetap berada bawah kota. di kaki bawah sirkuit Ikatan-ikatan baru di kota hampir tidak terjadi kecuali ikatan-ikatan kedaerahan yang terus dipertahankan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcStudi kasus migran pedagang kaki lima di pasar Senen, Jakarta Pusatid
dc.titleStudi kasus migran pedagang kaki lima di pasar Senen, Jakarta Pusatid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record