Show simple item record

dc.contributor.advisorAntowisastro, Sanubari
dc.contributor.advisorZalizar, Lili
dc.contributor.authorSiregar, Ade Jamaludin
dc.date.accessioned2024-03-07T01:36:07Z
dc.date.available2024-03-07T01:36:07Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141147
dc.description.abstractFasciolosis atau penyakit cacing hati adalah suatu penyakit parasiter yang paling penting dan paling merugikan pada sapi di Indonesia. Infeksi cacing hati pada sapi di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh Fasciola gigantica, sedangkan Fasciola hepatica mungkin didapatkan di Indonesia bersama-sama dengan hewan import (Anonymous, 1980). Cacing hati termasuk famili Fasciolidae, kelas Trematoda, phylum Platyhhelminthes, berbentuk pipih seperti daun. dan termasuk hewan hermaphrodit. Siklus hidup cacing hati membutuhkan siput sebagai induk semang antara. Di Indonesia siput ini adalah Lymnaea rubigenosa Michelin (Hubendick, 1951). Habitat cacing hati dalam tubuh induk semang utama adalah saluran empedu. Satu siklus hidup cacing hati diperlukan waktu + 16 minggu pada F. hepatica dan ± 21 minggu pada F. gigantica (Ristic dan Intyre, 1981). Siklus hidup Fasciola sp dimulai dari cacing dewasa yang bertelur di dalam saluran empedu induk semang utama. Telur-telur cacing ini akan terbawa melalui saluran pencernaan dan keluar dari tubuh bersama kotoran ternak. Telur akan menetas menjadi miracidium yang akan masuk ke dalam siput, sebagai induk semang antaranya. siput miracidium berubah menjadi akan Dalam tubuh sporokista; sporokista pecah mengeluarkan redia. Redia ini kemudian mengeluarkan cercaria, yang akan keluar dari siput, berenang-renang di air dan menempel pada rumput. Cercaria kemudian mengkista disebut metacercaria. Metacercaria ini merupakan stadium yang infektif. Infeksi terjadi bila induk semang mengandung utama makan rumput atau minum air yang metacercaria. Dalam usus halus, dinding metacercaria akan dihancurkan oleh cairan usus, sehingga keluar cacing hati muda. Menurut Schumacher (1938) dalam Mukhlis (1959) jalan yang ditempuh oleh cacing muda dari usus ke hati adalah secara aktif, yaitu dengan menembus dinding usus masuk ke rongga perut kemudian menembus peritoneum hati, parenkhim hati dan akhirnya sampai ke saluran empedu di mana mereka mencapai dewasa kelamin…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFasciologis pada sapi dan cara penanggulangannya di indonesiaid
dc.titleFasciologis pada sapi dan cara penanggulangannya di indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record