View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Fasciologis pada sapi dan cara penanggulangannya di indonesia

      Thumbnail
      View/Open
      Full text (14.05Mb)
      Date
      1989
      Author
      Siregar, Ade Jamaludin
      Antowisastro, Sanubari
      Zalizar, Lili
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Fasciolosis atau penyakit cacing hati adalah suatu penyakit parasiter yang paling penting dan paling merugikan pada sapi di Indonesia. Infeksi cacing hati pada sapi di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh Fasciola gigantica, sedangkan Fasciola hepatica mungkin didapatkan di Indonesia bersama-sama dengan hewan import (Anonymous, 1980). Cacing hati termasuk famili Fasciolidae, kelas Trematoda, phylum Platyhhelminthes, berbentuk pipih seperti daun. dan termasuk hewan hermaphrodit. Siklus hidup cacing hati membutuhkan siput sebagai induk semang antara. Di Indonesia siput ini adalah Lymnaea rubigenosa Michelin (Hubendick, 1951). Habitat cacing hati dalam tubuh induk semang utama adalah saluran empedu. Satu siklus hidup cacing hati diperlukan waktu + 16 minggu pada F. hepatica dan ± 21 minggu pada F. gigantica (Ristic dan Intyre, 1981). Siklus hidup Fasciola sp dimulai dari cacing dewasa yang bertelur di dalam saluran empedu induk semang utama. Telur-telur cacing ini akan terbawa melalui saluran pencernaan dan keluar dari tubuh bersama kotoran ternak. Telur akan menetas menjadi miracidium yang akan masuk ke dalam siput, sebagai induk semang antaranya. siput miracidium berubah menjadi akan Dalam tubuh sporokista; sporokista pecah mengeluarkan redia. Redia ini kemudian mengeluarkan cercaria, yang akan keluar dari siput, berenang-renang di air dan menempel pada rumput. Cercaria kemudian mengkista disebut metacercaria. Metacercaria ini merupakan stadium yang infektif. Infeksi terjadi bila induk semang mengandung utama makan rumput atau minum air yang metacercaria. Dalam usus halus, dinding metacercaria akan dihancurkan oleh cairan usus, sehingga keluar cacing hati muda. Menurut Schumacher (1938) dalam Mukhlis (1959) jalan yang ditempuh oleh cacing muda dari usus ke hati adalah secara aktif, yaitu dengan menembus dinding usus masuk ke rongga perut kemudian menembus peritoneum hati, parenkhim hati dan akhirnya sampai ke saluran empedu di mana mereka mencapai dewasa kelamin…dst
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141147
      Collections
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology [2186]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository