Show simple item record

dc.contributor.advisorNovianti, Tanti
dc.contributor.authorIndriati, Nurika
dc.date.accessioned2024-03-06T09:33:53Z
dc.date.available2024-03-06T09:33:53Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141124
dc.description.abstractSektor pertanian menempati posisi penting sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut data, sektor pertanian memberi kontribusi terhadap PDB atas dasar harga berlaku sebesar 18.06 persen pada tahun 1998 dan meningkat menjadi 19.41 persen pada tahun 1999 (BPS, 1999). Salah satu subsektor pertanian yaitu hortikultura sangat prospektif untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi konsumsi dalam negeri dan menambah volume ekspor guna meningkatkan perolehan devisa negara. Kubis merupakan produk hortikultura yang memiliki potensi ekspor dimana negara tujuan utama ekspor kubis Indonesia adalah Malaysia. Singapura dan Taiwan. Namun sejak terjadinya krisis ekonomi, volume ekspor cenderung menurun karena tingginya biaya produksi dan kubis Indonesia kalah bersaing dengan negara pengekspor kubis lainnya. Adanya era globalisasi yang menciptakan peluang pasar, ekspor Indonesia diharapkan meningkat kembali yang diikuti dengan perbaikan kualitas produk, peningkatan produktivitas, dan efisiensi usahatani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui tingkat pendapatan usahatani kubis; (2) Menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani kubis; (3) Menganalisis pengaruh perubahan harga input dan output terhadap keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani kubis. Penelitian dilakukan di Desa Alamendah, Kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pemilihan desa dengan pertimbangan bahwa Desa Alamendah merupakan sentra produksi di Kecamatan Ciwidey. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani dan analisis BSD. Dalam menganalisis pendapatan petani kubis akan dibandingkan dua golongan petani berdasarkan pemilikan lahan yaitu golongan petani berlahan ≤ 0.5 hektar dan golongan petani berlahan 0.5 hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang bahwa pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang dihasilkan Susahatani petani pemilik lahan ≤ 0.5 hektar besarnya pendapatan atas biaya tunai per hektar per musim tanam adalah Rp 18,326,558.00 dan pendapatan atas biaya total yaitu Rp 17,390,208.00. Dari hasil tersebut, usahatani kubis kedua golongan petani di daerah penelitian menguntungkan. Analisis pendapatan finansial dan ekonomi dilakukan terhadap golongan petani pemilik lahan ≤ 0.5 hektar karena tingkat pendapatan yang lebih kecil dari golongan petani pemilik lahan > 0.5 hektar. Analisis finansial ditinjau dari sudut pandang individu peiaku sedangkan analisis pendapatan ekonomi dilihat sari sudut masyarakat. Dari hasil penelitian, besarnya pendapatan finansial usahatani kubis yang diperoleh yaitu Rp 10,412,080.00 sedangkan pendapatan ekonomi sebesar Rp 14,202,746.48. Hal ini disebabkan adanya perbedaan dasar penilaian harga input dan output dari kedua pendekatan tersebut…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.titleKeunggulan komparatif dan kompetitif usahatani kubis di desa Alamendah, kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record