Show simple item record

dc.contributor.advisorTampubolon, B. H.
dc.contributor.authorArmanto, Boedi
dc.date.accessioned2024-03-06T08:45:45Z
dc.date.available2024-03-06T08:45:45Z
dc.date.issued1982
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141115
dc.description.abstractGula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok adalah suatu komoditi penting yang selalu diperhatikan oleh pemerintah. Walaupun bukan tebu saja sebenarnya yang bisa menghasilkan gula tetapi lebih dari separuh produksi gula dunia berasal dari tebu (Sudiatso, 1980). Sebelum perang dunia II Indonesia merupakan negara pengekspor gula terbesar dengan produksi hampir 3 juta ton per tahun pada tahun 1930. Tetapi kemudian merosot akibat sulitnya pemasaran dan kerusakan pabrik akibat perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia (Barnes, 1954). Konsumsi gula di Indonesia hanya 10.5 kg/kapita/tahun (1979) dan diperkirakan 13.1 kg/kapita/tahun pada tahun 1985, masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara maju yang mencapai 45-50 kg/kapita/tahun. Sejak tahun 1967 Indonesia telah mengimpor gula. Tahun 1979 sebanyak 340 ribu ton dan tahun 1980 sebanyak 466 340 ton gula (Hadisaputro, 1981). Pada tahun mendatang dipastikan jumlah konsumsi gula di Indonesia akan meningkat sebab peningkatan jumlah penduduk, bertambahnya pendapatan per kapita, dan kemungkinan perubahan pola konsumsi masyarakat. Oleh karena itu peningkatan produksi gula diperlukan baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi ataupun rehabilitasi. Di bidang intensifikasi dikembangkan Tebu Rakyat Intensifikasi, dibidang ekstensifikasi dikembangkan pabrik-pabrik gula baruid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengusahaan Tanaman Tebu di Pabrik Gula Kebon Agung Malangid
dc.titlePengusahaan Tanaman Tebu di Pabrik Gula Kebon Agung Malangid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record