Show simple item record

dc.contributor.authorSitorus, Maria
dc.date.accessioned2010-05-06T09:37:57Z
dc.date.available2010-05-06T09:37:57Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14092
dc.description.abstractPerdagangan internasional secara bebas yang merupakan bagian dari globalisasi perekonomian terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair. Perdagangan bebas ini selanjutnya semakin berkembang didukung oleh integrasi ekonomi berbagai kelompok negara yang mengakibatkan adanya perbedaan perlakuan antar negara anggota dengan negara non-anggota yang melakukan perdagangan internasional. Salah satu bentuk integrasi ekonomi adalah World Trade Organization (WTO) yang bertujuan menciptakan perdagangan internasional yang lebih terbuka dan adil dengan menghasilkan aturan-aturan perdagangan yang mengikat negara anggotanya serta berfungsi juga dalam mengawasi kesepakatankesepakatn multilateral negara-negara anggotanya. Liberalisasi perdagangan dalam integrasi ekonomi dalam penelitiaan ini adalah sektor pertanian yang meliputi komoditi Crude Palm Oil (CPO) dan kakao yang laju volume ekspor-impornya relatif besar yakni untuk kakao produksi nya meningkat pada tahun 2002/2003 sebesar 2.885.000 ton meningkat menjadi 3.476.000 ton pada tahun 2005/2006. Sama halnya dengan komoditi CPO yang kini banyak digunakan bukan saja untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan, tapi juga kini digunakan sebagai biofuel sehingga pada kenyataannya produksi CPO meningkat dari 25.658.000 ton yang diproduksi pada tahun 2002 dan pada tahun 2006 menjadi 37.163.000 ton. Maka dalam penelitian ini dengan gravity model yang cocok untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju perdagangan ekspor dalam integrasi ekonomi akan dianalisis lewat data panel untuk komoditi CPO dan kakao dari lima negara pengimpor ke satu negara pengekspor utama. Negara yang menjadi tujuan ekspor kakao adalah Amerika Serikat dengan negara pengekspor utama yakni Cote d’Ivore, Ghana, Malaysia, Indonesia, dan Belanda.Untuk kakao, negara eksportir nya adalah Malaysia, Indonesia, Singapura, Hongkong, dan Thailand dengan negara importirnya adalah Cina. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi variabel-variabel yang mempengaruhi laju volume ekspor kakao dan CPO dari negara eksportir utama ke negara importir utama. Maka dapat dilihat bahwa untuk kakao yang berpengaruh signifikan terhadap laju ekspor kakao adalah GDP negara pengekspor, populasi, nilai tukar dan jarak. Sedangkan variabel GDP dan populasi negara pengimpor tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor. Untuk CPO, variabel yang berpengaruh nyata adalah GDP negara pengekspor dan pengimpor, populasi negara pengekspor dan pengimpor serta jarak. Sedangkan variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata. Dari hasil tersebut dapat disarankan agar pemerintah dapat meningkatkan ekspor CPO dan kakao terutama meminimumkan biaya transportasi yang akan mengurangi biaya produksi dan akan berpengaruh untuk meningkatkan ekspor seperti dalam pembahasan bahwa jarak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ekspor. Dengan model gravitasi yang digunakan, maka di bawah pengaruh liberalisasi perdagangan, setiap negara yang menjadi anggota suatu bentuk integrasi (WTO) dapat meningkatkan ekspornya dengan memperhatikan variabel dari gravity model yang digunakan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePeningkatan Ekspor CPO dan Kakao di bawah Pengaruh Liberalisasi Perdagangan (Suatu Pendekatan Model Gravitasi)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record