Show simple item record

dc.contributor.advisorMelati, Maya
dc.contributor.advisorAziz, Sandra Arifin
dc.contributor.advisorSyukur, Muhamad
dc.contributor.advisorFaridah, Didah Nur
dc.contributor.authorTustiyani, Isna
dc.date.accessioned2024-03-04T00:34:08Z
dc.date.available2024-03-04T00:34:08Z
dc.date.issued2024-03-01
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140667
dc.description.abstractKecipir merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi polong mudanya sebagai sayuran maupun biji keringnya sebagai bahan baku sumber protein. Tanaman ini memiliki umur panen yang lama jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain, namun produktivitas kecipir lebih tinggi dibandingkan kacang-kacangan yang lain, sehingga tanaman ini berpotensi untuk mensubtitusi tanaman legume lain seperti kedelai. Panen yang lama pada kecipir lokal, yang pertumbuhannya indeterminate, dapat diatasi dengan penggunaan varietas yang genjah hasil pemuliaan tanaman, yang pertumbuhannya determinate, salah satunya adalah varietas Fairuz IPB. Tanaman kecipir varietas Fairuz IPB memiliki daun yang lebat sehingga dapat membatasi intersepsi cahaya dan rentan terhadap serangan penyakit, oleh karena itu diperlukan pemangkasan untuk menanggulanginya. Pemangkasan dapat memperpanjang fase vegetatif sehingga diduga diperlukan rekayasa pemupukan berupa pemupukan susulan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi respons morfologi, fisiologi, dan senyawa biokimia polong muda dan biji kecipir akibat perlakuan pemangkasan dan pemupukan susulan. Penelitian terdiri atas tiga topik dan lima percobaan. Topik pertama (Percobaan pertama dan kedua) berkaitan dengan perlakuan intensitas pemangkasan daun dan pemupukan susulan. Percobaan pertama dan kedua menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor yaitu intensitas pemangkasan daun (0, 15 dan 30%) dan dosis pemupukan susulan (0; 6,25; 12,5 dan 18,75 g NPK tanaman-1). Percobaan pertama untuk produksi polong muda, sedangkan percobaan kedua untuk produksi biji kering. Topik kedua (Percobaan ketiga dan keempat) adalah perlakuan intensitas pemangkasan pucuk dan pemupukan susulan. Percobaan ketiga dan keempat menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor yaitu tinggi pangkas dari permukaan tanah (0, 15 dan 30 cm) dan dosis pemupukan susulan (0; 6,25; 12,5 dan 18,75 g NPK tanaman-1). Percobaan ketiga untuk panen polong muda, sedangkan percobaan keempat untuk panen biji kering. Topik ketiga (percobaan kelima) adalah upaya pengurangan bau langu, selain melalui teknik budidaya, melalui pengaruh perkecambahan biji kecipir terhadap kadar gizi dan organoleptik susu kecipir. Percobaan kelima mengggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan perlakuan perkecambahan 0, 3 dan 6 hari. Hasil Percobaan 1 menunjukkan bahwa ada interaksi antara intensitas pemangkasan daun dan pemupukan susulan pada peubah panjang akar dan jumlah daun. Panjang akar tertinggi pada perlakuan pemangkasan daun 15% + 6,25 g pupuk susulan tanaman-1 dan panjang akar terendah pada perlakuan pemangkasan 15% + 18,75 g pupuk susulan tanaman-1, serta jumlah daun tertinggi ada pada perlakuan tanpa pemangkasan + 6,25 g pupuk susulan tanaman-1 dan terendah pada perlakuan pemangkasan 15% + 12,5 g pupuk susulan tanaman-1. Secara tunggal pemangkasan daun meningkatkan luas daun, serta hara P. Perlakuan pemupukan susulan secara tunggal akan menyebabkan penurunan panjang akar, peningkatan hara daun, luas daun serta perubahan laju asimilasi bersih (LAB), laju pertumbuhan relatif (LPR) dan bobot brangkasan. Pengujian intensitas pemangkasan daun dan pemupukan susulan pada Percobaan 2 (biji kering) menunjukkan bahwa ada interaksi antara intensitas pemangkasan daun dan pemupukan susulan pada peubah asam lemak, kadar lemak, mono unsaturated fatty acid (MUFA), dan asam oleat. Secara tunggal, pemangkasan daun akan meningkatkan produksi hormon auksin pada pucuk, luas daun, bobot brangkasan, dan kadar asam lemak. Asam lemak ini memainkan peran penting dalam sistem pertahanan tanaman. Secara tunggal, pemupukan susulan menurunkan panjang akar, meningkatkan kadar auksin, dan profil asam lemak biji. Pengujian tinggi pemangkasan pucuk dan pemupukan susulan pada Percobaan 3 (polong muda) menunjukkan bahwa ada interaksi antara tinggi pangkas dan pemupukan susulan pada peubah waktu berbunga dan kadar flavonoid polong. Secara tunggal, pemangkasan pucuk berpengaruh pada peubah jumlah daun, kadar C dan C/N, laju asimilasi bersih (LAB), laju pertumbuhan relatif (LPR), bobot brangkasan, serta kadar antosianin polong. Secara tunggal, pemupukan susulan meningkatkan kadar N, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot brangkasan, kadar klorofil dan karotenoid polong muda. Pengujian tinggi pemangkasan pucuk dan pemupukan susulan pada Percobaan 4 (biji kering) menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara tinggi pangkas dan pemupukan susulan pada tanaman kecipir. Secara tunggal pemangkasan pucuk akan berpengaruh pada peubah jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong, dan profil asam lemak biji. Secara tunggal pemupukan susulan berpengaruh terhadap kadar N, P, K daun, jumlah daun, jumlah bunga, bobot polong dan biji serta asam lemak biji. Selain melalui teknik budidaya, penurunan kadar langu biji kecipir lebih efektif dilakukan melalui proses pengolahan biji. Hasil Percobaan 5 yaitu biji kecipir yang dikecambahkan dapat meningkatkan diameter biji, panjang biji, bobot biji, panjang akar, kadar flavonoid, fenol, lemak, warna dan skor organoleptik secara keseluruhan. Perkecambahan menurunkan kadar karbohidrat dan energi pada biji kecipir. Perlakuan perkecambahan 6 hari menghasilkan warna susu yang lebih baik bila dibandingkan dengan produk susu kecipir yang lain. Secara keseluruan, panelis memiliki tingkat kesukaan produk susu kecipir dari perkecambahan 3 hari karena memiliki tingkat kekentalan, rasa dan mouthfeel yang lebih baik. Produk yang paling banyak dipilih panelis adalah variasi produk dari biji kecipir yang dikecambahkan selama 3 hari. Alasan panelis yang memilih produk tersebut adalah karena produk tersebut mempunyai intensitas warna yg lebih identik dengan susu kedelai yang ada di masyarakat serta bau langu yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Kata kunci: asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh, auksin, flavonoid, klorofil.id
dc.description.sponsorshipLPDPid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleProduksi dan Kualitas Polong Muda dan Biji Kering Kecipir akibat Intensitas Pemangkasan dan Dosis Pemupukan Susulanid
dc.title.alternativeProduction and Quality of Young Pods and Winged Bean Seeds due to a Combination of Pruning Intensities and Additional Fertilizer Ratesid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordauxinid
dc.subject.keywordchlorophyllid
dc.subject.keywordflavonoidsid
dc.subject.keywordsaturated fatty acidid
dc.subject.keywordunsaturated fatty acidsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record