Kandungan HidrogenSulfida (H2S) dan Beberapa parameter Fisika dan Kimia Di Perairan Dasar TAmbak dengan DAsar pasir
Abstract
Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam budi- daya udang di tambak adalah kualitas air. Mengingat udang merupakan biota yang sering hidup di dasar, maka kualitas air dasar sangat berperan dalam mengatur pertumbuhan udang. Apalagi di perairan dasar sering terjadi akumulasi gas-gas beracun (seperti amonia dan H₂S), yang dapat menghambat pertumbuhan udang bahkan dapat mematikannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hidrogen sulfida (H2S) dan hubungannya dengan beberapa parameter fisika dan kimia di perairan dasar tambak dengan dasar pasir, selama satu musim pembesaran. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi kualitas air di tambak dengan dasar pasir dan kelayakan lahan pasir bagi budidaya udang.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 April-15 Juni 1991, di sebuah tambak udang milik PT Triasta Citarate di Dusun Cipaku, Desa Gunung Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Tambak tersebut seluas 2400 m² dengan dinding beton dan dasar pasir setebal 2-5 cm. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali pada waktu pagi (pk. 05.00-06.00), siang (pk. 12.00-13.00) dan sore (pk. 18.30-19.30), di tiga lokasi masing-masing di bagian inlet (stasiun I), di pangkal jembatan penebaran pakan dan pupuk (stasiun II) dan di bagian outlet (stasiun II).
Kandungan H₂S yang diperoleh selama penelitian berada pada kisaran yang aman bagi udang yaitu 0,04-0,067 mg/1, relatif lebih rendah dari yang pernah ditemukan di tambak biasa (dengan dasar tanah liat, adalah 0,005-0,150 mg/1; Haryani, 1988 dan Budi, 1989). Relatif rendahnya kan- dungan H₂S di tambak ini mungkin berhubungan dengan efektivitas pembuangan air dasar pada proses pergantian air tambak. Pola perubahan harian kandungan H₂S pada setiap pengamatan menunjukkan suatu pola perubahan yang meningkat pada waktu pagi, menurun pada waktu siang kembali meningkat pada waktu sore. dan Perubahan tersebut diduga dipengaruhi oleh peningkatan intensitas cahaya yang menurunkan kerja bakteri sulfur dan peningkatan fotosintesa yang meningkatkan kelarutan oksigen…dst
