Show simple item record

dc.contributor.advisorMuchsin, Ismudi
dc.contributor.advisorRachmawati, Rita
dc.contributor.authorIndriati, Yuni
dc.date.accessioned2024-02-19T01:43:12Z
dc.date.available2024-02-19T01:43:12Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138839
dc.description.abstractDitinjau dari segi ekonomi, udang windu merupakan jenis udang yang diunggulkan untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan udang windu mampu tumbuh cepat dan mencapai ukuran besar di tambak, mempunyai harga relatif tinggi di pasaran, mampu bertoleransi dengan kisaran salinitas maupun temperatur yang cukup lebar, mempunyai konversi makanan yang cukup baik dan mempunyai kulit yang keras sehingga tidak menyulitkan dalam penanganan. Agar pelaksanaaan budidaya udang windu dengan sistem intensif bisa berhasil dengan baik, salah satu faktor yang dipandang perlu untuk dilaksanakan adalah melalui pengelolaan kualitas air tambak secara baik. Dengan penggunaan biofilter diharapkan kualitas air dapat dipertahankan pada kisaran optimum untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Pertumbuhan pada udang merupakan proses pertambahan ukuran bertahap, yaitu pertambahan bobot dan panjang dengan tiba-tiba pada setiap rangkaian pergantian kulit. Pertumbuhan merupakan salah satu penentu besarnya populasi udang pada media air laut, air tawar maupun yang dibudidayakan di tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan udang windu pada tambak intensif yang menggunakan prinsip kerja biofilter. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2002 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah. Pengambilan contoh udang dilakukan pada dua tambak yaitu tambak pemeliharaan I (G2) dan II (G3) dengan menggunakan anco. Luas masing-masing tambak tersebut adalah 4000 m². Dua tambak yang diteliti mendapatkan masukan air setelah melewati kolam-kolam biofilter yang terdiri dari kolam ikan nila, bandeng, kolam pengendapan, kolam kerang hijau dan kolam rumput laut. Padat tebar udang di kedua tambak tersebut adalah 25 ekor/m². Kolam biofilter rumput laut ditanami rumput laut (Gracilaria sp.) sebanyak 200 kg dengan luas kolam sebesar 4500 m², dimana kolam tersebut disekat menjadi tiga bagian dengan luas masing-masing 1500 m². Luas kolam sedimentasi /outlet yaitu sebesar 500 m². Kolam biofilter nila ditebari ikan nila dengan ukuran ± 50,0 gram/ekor sebanyak 1500 ekor dengan luas kolam 2000 m². Kolam biofilter bandeng ditebari ikan bandeng dengan ukuran ± 66,7 gram/ekor sebanyak 2500 ekor dengan luas kolam 2500 m². Pada kolam sedimentasi yang terletak setelah kolam biofilter bandeng memiliki huas sebesar 200 m². Sedangkan kolam biofilter kerang hijau ditanami kerang hijau sebanyak 300 kg dengan luas kolam sebesar 4000 m². Pengambilan contoh udang pertama dimulai setelah biofilter diaktifkan yaitu setelah 30 hari tebar. Pengukuran panjang total dan bobot tubuh udang windu pada masing-masing tambak dilakukan 10 hari sekali sebanyak 4 kali. Jumlah udang yang diukur setiap penarikan contoh sebanyak ± 200 ekor di masing-masing tambak. Analisis pertumbuhan udang dilakukan dengan menggunakan model pertumbuhan Von Bertalanffy. Parameter fisika-kimia air yang diukur meliputi oksigen terlarut, suhu, salinitas, pH, kecerahan, TSS, nitrogen (amonia), nitrit dan fosfat…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPertumbuhan udang windu ( Penaeus monodon Fabr. ) pada tambak intensif yang menggunakan biofilter di balai besar pengembangan budidaya air payau Jepara, Jawa Tengahid
dc.titlePertumbuhan udang windu ( Penaeus monodon Fabr. ) pada tambak intensif yang menggunakan biofilter di balai besar pengembangan budidaya air payau Jepara, Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record