Telaah morfologi koloni dan serologi bakteri bintil akar tumbuh lambat dan efektif
View/ Open
Date
1992Author
Lestari, Yuli
Imas, Tedja
Poernomo, Justina Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pencirian morfologi koloni dilakukan dengan menumbuhkan galur uji pada medium agar manitol ekstrak khamir (MEK) yang dibubuhi merah kongo 0.0025% dan diinkubasi selama 10 hari pada suhu 28°C. Pengamatan morfologi koloni terhadap 38 galur uji menghasilkan tiga tipe koloni, yaitu "large watery" atau LW (60.53%), "large mucoid" atau LM (23.68%), dan "small dry" atau SD (15.79%).
Untuk pencirian secara serologi digunakan 14 antiserum produksi penelitian terdahulu secara aglutinasi cawan plastik bercekung (tray-aglutination) dengan memanaskan campuran Ag-Ab pada penangas air bersuhu 52°C selama 4 jam, kemudian dilanjutkan dengan mengenapkan di lemari es bersuhu 4°C selama 24 jam.
Reaksi aglutinasi silang antara 38 galur uji dengan 14 antiserum pada 3 peringkat pengenceran, menghasilkan 1596 kombinasi Ag-Ab. Dari 1596 reäksi Ag-Ah diperoleh 654 reaksi positif dan 942 reaksi negatif. Sebanyak 432 pasangan Ag-Ah menunjukkan reaksi positif sama kuat dengan pasangan Ag-Ah kontrol homolog, sedangkan sisanya lebih lemah.
Dilihat dari pengenceran terhadap antiserum, maka kekuatan reaksi menurun sejalan dengan diencerkannya antiserum. Didasarkan pada tingkat pengenceran antiserum yang mengenali antigen gulur uji diperoleh 6 tipe reaksi aglutinasi, yaitu tipe A (bereaksi dengan semua peringkat pengenceran antiserum) sebanyak 200 (37.59%), tipe B (tidak bereaksi dengan semua peringkat pengenceran antiserum) sebanyak 296 (55.64%), tipe C (bereaksi dengan antiserum pada pengenceran 1:25) sebanyak 15 (2.82%), tipe D (bereaksi dengan antiserum pada pengenceran 1:50 dan 1:25) sebanyak 18 (2.82%), tipe E (hereaksi dengan antiserum pada pengenceran 1:50)
sebanyak 1 (0.19%) dan tipe F (bereaksi dengan antiserum pada pengenceran 1:100) sebanyak 2 (0.38%). Pengelompokkan secara serologi yang didasarkan pada sejumlah antigen yang dikenali antiserum tertentu, menghasilkan 11 kelompok scrologi. Antiserum yang sama mengenali galur-galur dalam kelompok I, II, III, IV, V, dan IX, sedangkan galur-galur kelompok VI, VII, VIII, X dan XI dike-
nali antiserum yang bervariasi.
Galur-galur yang termasuk kelompok serologi tertentu menunjukkan tipe morfologi koloni yar yang tidak sama. Dengan kata lain bahwa kecenderungan ciri serologi terhadap morfologi koloni tertentu tidak dijumpai.
Pengelompokkan morfologi koloni dengan kemampuan galur menambat Nyang diekspresikan dalam bobot kering tanaman bagian atas kedelai yang diinokulasi galur bakteri bintil akar hasil penelitian Tedja Imas (1991); menunjukkan galur bertipe koloni LW mampu menambat N lebih tinggi dibandingkan galur-galur bertipe LM. Pengelompokkan serologis dan kombinasi ciri morfologi koloni dan serologi, tampaknya tidak berkaitan dengan kemampuan galur menambat Ν.
Collections
- UT - Biology [2089]