Hubungan Antara Serangan Cendawan Penyimpanan Dan Penderaan Etanol Dengan Kadar Etanol Benih Dan Aberasi Kromosom
View/ Open
Date
1988Author
Muazd, Iriana E.
Sadjad, Sjamsoe'oed
Sutakaria, Jusup
Metadata
Show full item recordAbstract
IPB University
Setelah dipanen benih tidak selalu dapat segera ditanam embali. Hal ini menyebabkan benih harus melewati perlode simpan. Di penyimpanan cepat atau lambat benih akan menga- lami kemunduran. Menurut Roberts (1972) kemunduran benih di- sebabkan oleh faktor dari dalam benih itu sendiri, disebut faktor intrinsik, diantaranya produk metabolisme beracun dan oleh faktor dari luar benih, disebut faktor ekstrinsik, diantaranya serangan cendawan.
Penyebab terbesar kemunduran mutu benih di penyimpanan adalah cendawan penyimpanan yang umumnya berasal dari genera Penicillium dan Aspergillus. Cendawan penyimpanan berkembang cepat jika kadar air benih yang disimpan lebih dari 14 dan kelembaban nisbi udara diatas 65 %. Akibat serangan cendawan penyimpanan terhadap benih adalah cendawan mempergunakan ca- dangan makanan benih untuk pertumbuhannya dan memproduksi mikotoksin. Akibat tak langsung serangan cendawan penyim- panan adalah meningginya suhu di sekitar benih sehingga laju respirasi benih pun meningkat. Peningkatan laju respirasi dan persaingan antara benih dengan cendawan dalam hal pengam- bilan oksigen akan menyebabkan terjadinya pernafasan anaerob yang menghasilkan etanol. Karena itu kadar etanol benih dapat dijadikan tolok ukur kemunduran viabilitas benih yang disebabkan oleh serangan cendawan penyimpanan.
Etanol yang terakumulasi di dalam benih dapat mendenatu- asi protein dan asam nukleat sebagai akibat dari proses de- purinasi yaitu lepasnya basa-basa purin (adenin dan guanin) yang dapat merusak inti sel.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara serangan cendawan penyimpanan A. flavus dan penderaan etanol dengan kadar etanol benih dan pengaruhnya terhadap aberasi kromosom.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi LIPI dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB Baranang. Siang Bogor, mulai bulan Juni hingga Desember 1987. Perco- baan disusun secara faktorial dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dalam tiga ulangan. Total satuan percobaan bagi masing-masing komoditi yang dicoba adalah 36…dst