Analisis kesempatan kerja dan pendapatan industri rotan
Abstract
Selama Periode 1971-1980, sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Bruto (PDB) 3.8 persen per tahun, sedangkan sektor jasa dan industri sebesar 9.7 persen. Selama periode yang sama, pertambahan angkatan kerja hanya mampu diserap oleh sektor pertanian sebesar 1.2 persen dan 7.4 persen per tahun. Terlihat peranan sektor pertanian yang menurun jika dilihat dari PDB dan kesempatan kerja.
Penelitian ini dilakukan di sentra industri rotan Tegalwangi, yang bertujuan untuk melihat kesempatan kerja secara sekunder di Tegalwangi dan melihat kesempatan kerja pengusaha dan buruh anyam industri rotan.
Studi kasus di Tegalwangi menunjukkan bahwa industri rotan menyerap tenaga kerja muda yang berasal dari daerah sekitar Tegalwangi.
Jika dilihat dari curahan jam kerja, pengusaha maupun buruh anyam telah bekerja normal (bekerja lebih besar atau sama dengan 35 jam per minggu) menurut kriteria Susenas 1976 dan Biro Pusat Statistik 1980
Upah memburuh pada industri rotan yang lebih besar. daripada memburuh di sektor pertanian merupakan salah satu sebab masuknya tenaga kerja ke industri rotan. Meningkatnya upah buruh ini karena kebijaksanaan larangan ekspor rotan yang dikeluarkan secara bertahap.
cipta m Pendapatan buruh anyam (Rp 1 890 000) lebih besar daripada pendapatan kelompok industri rumah tangga (Rp 1 661 811) per tahun. Hal ini menunjukkan tidak selamanya pendapatan buruh lebih kecil daripada pendapatan pengusaha…dst