Struktur biaya dan perhitungan harga pokok itik pedaging peking : studi kasus PT. X, Kecamatan Jati Sampurna, Pondok Gede, Jawa Barat
Abstract
Pengembangan usaha peternakan itik merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam usaha mencari alternatif lain bagi pemenuhan kebutuhan akan protein hewani. Perhatian dan selera konsumen di Indonesia banyak yang mulai tertarik dengan daging itik, meskipun masih belum meluas pada semua kalangan masyarakat.
Praktek lapang ini dilakukan di perusahaan peterna- kan itik pedaging Peking PT. X, Kecamatan Jati Sampurna, Pondok Gede, Jawa Barat, yang bertujuan untuk mempela- jari perbedaan antara struktur biaya itik pedaging Peking apabila perusahaan membeli bibit (DOD) dari dalam negeri dengan bila perusahaan mengimpor Parent Stock dari Inggris serta hubungan antara struktur biaya tersebut dengan harga pokok penjualannya pada masing-masing keadaan tersebut diatas.
Perbedaan struktur biaya antara membeli bibit (DOD) dari dalam negeri dengan mengimpor Parent Stock dari Inggris terletak pada komponen dan nilai biaya. Apabila perusahaan mengimpor Parent Stock dari Inggris maka komponen biayanya akan lebih banyak dibandingkan dengan bila perusahaan membeli bibit (DOD) dari dalam negeri. Hal ini akan mempengaruhi harga pokok penjualannya. Dengan mengimpor Parent Stock dari Inggris perusahaan dapat menghasilkan bibit (DOD) dengan jumlah dan kuali- tas yang lebih baik serta pengalaman yang sangat berguna dalam mengusahakan itik pedaging Peking yang di impor dari Inggris, namun perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pembelian mesin tetas sehingga dalam struktur biaya terdapat komponen biaya penyusutan mesin tetas. Hal ini akan mempengaruhi besarnya harga pokok yang akan terjadi, dimana harga pokok yang terjadi pada saat perusahaan mengimpor Parent Stock dari Inggris lebih besar dibandingkan dengan harga pokok yang terjadi pada saat perusahaan membeli DOD dari dalam negeri.