dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan dalam rangka praktek lapang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Praktek lapang yang dilakukan di Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor bertujuan untuk mengidentifikasi sistem agribisnis komoditi talas dengan memperhatikan empat sub sistem yaitu sub sistem pengadaan sarana produksi, sub sistem produksi talas, sub sistem pengolahan dan sub sistem pemasaran.
Metoda yang digunakan adalah studi kasus. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, kemu- dian dianalisis secara tabulasi, deskriptif dan statistik yaitu analisis regresi berganda dengan model fungsi produksi Cobb Douglas.
Pengembangan komoditi talas di Indonesia tidak sepesat perkembangan komoditi bahan pangan lain, seperti padi, jagung, kedelai dan sebagainya. Pihak pemerintah, peneliti, ilmuwan dan swasta nampaknya belum memikirkan untuk mengangkat komoditi talas ini ke permukaan.
Literatur, baik berupa buku-buku maupun hasil penelitian tentang tanaman talas terasa sangat kurang. Sementara masyarakat luas masih menganggap komoditi talas hanyalah sebagai bahan makanan sampingan atau tambahan.
milik IPB
Sistem agribisnis komoditi talas terdiri dari empat sub sistem, yaitu sub sistem pengadaan sarana produksi, sub sistem produksi di tingkat petani, sub sistem pengo- lahan dan sub sistem pemasaran. Sub sistem yang satu de- ngan lainnya saling terkait dan kelancaran sistem agri- bisnis secara keseluruhan ditentukan oleh kelancaran dari semua sub sistem yang ada di dalamnya.
Sarana produksi pupuk, meliputi pupuk urea, TSP, KCl dan furadan didistribusi oleh sub sistem pengadaan sarana produksi yang terdiri dari PT. PUSRI dan PT. PERTANI. Sarana produksi lainnya seperti bibit, jerami dan pupuk kandang penyediaannya dilakukan di kalangan petani itu sendiri. Usaha pembibitan secara khusus belum dilakukan, sehingga penyediaan bibit kurang terjamin. Demikian pula harga bibit relatif kurang stabil bila dibandingkan de- ngan harga sarana produksi pupuk... | id |