Perbanyakan tunas cendana ( Santalum album L. ) secara in vitro
Abstract
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian, IPB, Bogor. Sejak bulan Juli 1985 sampai bulan Oktober 1985.
Eksplan yang digunakan adalah bagian hipokotil cendana yang berumur 2 minggu. Media dasar yang digunakan adalah formula Murashige dan Skoog (1962).
Percobaan media pertunasan 1 menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor dengan 4 taraf IAA yaitu: 0, 0.5, 1 dan 2 mg/1 dan 2 taraf BAP yaitu: 1 dan 2 mg/1. Sedangkan media pertunasan 2, menggunakan 2,4-D dengan konsentrasi 0, 0.1 dan 1 mg/1 dengan 2ip 2 mg/1.
Media perakaran, menggunakan formula MS yang diturunkan konsentrasi NH4NO3 dan KNO3 sampai setengah dan se- perempatnya, juga dengan berbagai bentuk media yang diguna- kan (padat, cair dan padat cair). Media ditambahkan dengan hormon pertumbuhan IAA, IBA, NAA dan 2ip.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Zip 2 mg/1 tanpa auksin pada media MS menghasilkan pembentukan tunas terbaik dari seluruh perlakuan yang didasarkan pada persentase kultur yang bertunas, jumlah tunas rata-rata dan panjang tunas rata-rata.
Hak cipta milik IPB University
Perlakuan BAP 1 mg/1 dan IAA 0.5 mg/1, menghasilkan pembentukan tunas terbaik dari pada berbagai taraf BAP IAA lainnya. -
Penambahan IAA sampai 1 mg/1 pada media, meningkatkan jumlah tunas rata-rata, tanpa mempengaruhi panjang tunas.
Penambahan BAP pada media sampai 2 mg/1, mengurangi pembentukan jumlah tunas rata-rata dan panjang tunas rata-rata.
Pembentukan kalus yang dominan terjadi pada kombinasi 2,4-D 0.1 dan 1 mg/1 dengan 2ip 2 mg/1.
Pembentukan perakaran dari runas yang dipindahkan ke media perakaran sulit terjadi. Sampai akhir pengamatan, belum terbentuk akar pada semua perlakuan perakaran yang dicobakan.