Show simple item record

dc.contributor.advisorKrisnamurthi, Bayu
dc.contributor.authorArisandi, Harris Sofyan
dc.date.accessioned2024-02-05T03:18:15Z
dc.date.available2024-02-05T03:18:15Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137522
dc.description.abstractBisnis ritel modern telah berkembang di Indonesia sejak dekade 1960-an. Dalam beberapa tahun ini ritel modern jenis supermarket dan hypermarket telah menguasai pangsa pasar 25 persen dari ritel modern lainnya. Angka tersebut terus mengalami perubahan karena jumlah ritel modern semakin berkembang. Adanya perubahan ini memberikan peluang bagi petani yang mampu memenuhi standar kualitas, kuantitas, dan kontinuitas untuk menjadi pemasok ke ritel modern dengan kepastian harga. Namun akan menjadi hal yang tidak menguntungkan bagi petani kecil yang tidak mampu memenuhi standar tersebut. Hal ini yang menjadi kendala untuk masuk secara langsung ke dalam rantai pasokan ritel modern yang menerapkan standar kualitas tinggi dan jaminan kontinuitas terutama untuk jenis produk yang bersifat mudah rusak (perishable) seperti buah-buahan. Adanya ketidaksesuaian antara petani dan ritel modern menjadi suatu kesempatan usaha bagi perusahaan untuk mensinergiskan kepentingan antara kedua lembaga tersebut sehingga akan saling menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan mengidentifikasi mekanisme sistem pengadaan dan pemasokan buah dalam memenuhi permintaan ritel modern, (2) struktur biaya pengadaan dan pemasokan yang dikeluarkan oleh perusahaan, (3) biaya imbangan, (4) marjin pemasaran beberapa komoditas buah, dan (5) hubungan kelembagaan anggota rantai pasokan. Penelitian ini dilakukan di PT. Moenaputra Nusantara (PT.MPN), Pondok Melati, Bekasi. Lokasi ini dipilih karena PT. Moenaputra Nusantara merupakan salah satu pemasok supermarket dan hypermarket yang sedang berkembang di Indonesia yaitu Carrefour, Hero, Ramayana, Club Store, dan Moena Fresh. Data merupakan data primer dan data sekunder yang diolah secara deskriptif dan kuantitatif. PT. Moenaputra Nusantara menyediakan 62 jenis buah-buahan bagi pelanggan pasar ritel modern. Tingkat kebutuhan rata-rata setiap buah-buahan sangat beragam. Buah-buahan tersebut diperoleh dari petani, pedagang pengumpul, dan pasar tradisional. Sistem pembelian buah-buahan dilakukan secara beli putus dengan harga yang disepakati antara perusahaan dengan pemasok. Pembayaran kepada pemasok yang dilakukan secara kredit lebih besar dibandingkan yang dilakukan secara tunai. Mekanisme sistem pengadaan buah dimulai dengan mendapatkan pesanan dari pelanggan utama yaitu ritel. Pesanan dari pelanggan mendefinisikan kuantitas kebutuhan buah-buahan yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Selanjutnya perusahaan akan menentukan kebijakan mengenai pengadaan buah dari petani, pedagang pengumpul, dan/atau pasar tradisional sesuai dengan kondisi di lapangan. Setelah buah dikumpulkan di gudang, maka dilakukan penyimpanan dan pengemasan buah dengan kemasan langsung maupun kemasan tidak langsung. Sebelum pengiriman buah-buahan ke ritel, karyawan bagian pengiriman akan mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kelengkapan administrasi dalam pengiriman seperti PO (purchasing order) dan faktur penjualan...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcBuahid
dc.subject.ddcbuahanid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcBekasiid
dc.titleAnalisis sistem pasokan buah-buahan ke ritel modern dengan supply chain management:kasus PT. Moenaputra Nusantara, Pondok Melati, Bekasiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record