Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Bagan Apung di Danau Singkarak, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat
Abstract
Nelayan di Danau Singkarak menggunakan beberapa jenis alat tangkap
seperti jaring insang, jala tebar, pancing, fish trap dan bagan apung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui komposisi, sebaran panjang ikan hasil tangkapan dan
menentutkan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bagan apung di Danau
Singkarak berdasarkan pedoman FAO 1995. Metode penelitian yang digunakan
yaitu simple random sampling untuk mendapatkan data berat dan panjang perjenis ikan, dari hasil tangkapan per trip. Wawancara dilakukan terhadap nelayan
untuk mendapatkan data guna menentukan kriteria tingkat ramah lingkungan
bagan. Hasil penelitian dalam 15 trip operasi penangkapan dihasilkan total hasil
tangkapan 40 kg, terdiri dari 39,9 kg atau (99,733%) ikan bilih (Mystacoleucus
padangensis) dan sisanya adalah ikan lain seperti ikan keperas (Cyclocheilichthys
de Zwani), tengadak (Puntius shwanefeldi) dan barau (Hampala macrolepidota)
dengan berat total 0,11 kg atau (0,268%) terdiri 15 ekor. Sebaran panjang ikan
bilih yang tertangkap berkisar 3-12 cm, 95,35% berada dibawah LM dan 4,65%
di atas LM. Frekuensi sebaran ukuran ikan bilih terbanyak pada kelas ukuran
5,25-6 cm sebanyak 434 ekor (29,23%). Hasil analisis dari 9 kriteria alat tangkap
ramah lingkungan (CCRF-FAO 1995) diperoleh nilai 28 yang berarti bagan apung
sangat ramah lingkungan.