Formulasi strategi pengembangan perusahaan tekstil : studi kasus PT Unitex Tbk, Bogor
Abstract
Sehubungan dengan adanya kecenderungan fluktuasi harga minyak di pasar internasional yang tidak menentu pada dasawarsa terakhir ini menjadi andalan dalam perolehan devisa negara semakin melemah. Salah satu upaya yang dilakukan. pemerintah indonesia dalam mencari pemasukan devisa baru tersebut adalah melalui peningkatan ekspor non migas. Tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor industri pengolahan yang sangat strategis. Sejak awal pengembangan industri TPT sudah memperlihatkan kemajuan yang menggembirakan sehingga mampu memenuhi kebutuhan kebutuhan sandang dalam negeri bahkan mengalami surplus besar-besaran. Sektor ini ini memberikan porsi besar pada perkembangan ekonomi indonesia, baik dalam pemasukan devisa maupun penyerapan tenaga kerja. Di sektor non migas, TPT memberikan kontribusi terbesar dalam pemasukan devisa di bandingkan sektor lain. Sementara sebagai industri padat karya, TPT menjadi jaring pengaman sosial yang efektif karena mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar.
PT. Unitex adalah sebuah perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated Textile Manufakture). Sebagai perusahaan tekstil terpadu, PT Unitex melakukan kegiatannya mulai dari pemintalan (Spining), penenunan (Weaving), pencelupan (dyeing finishing), dan pencelupan benang (yarn dyeing) dari proses kegiatan tersebut maka akan menghasilkan berupa bahan kain mentah (greige cloth). Hasil produksi perusahaan yang utama adalah kain yarn dyed dan piece dyed. PT Unitex sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri Tekstil, saat ini dihadapkan pada sejumlah permasalahan dalam melakukan kegiatan usahanya. Gejolak moneter yang menimpa segala bidang usaha indonesia, termasuk industri TPT telah menyebabkan banyaknya perusahaan yang berhenti berproduksi akibat lesunya pasar, kredit macet, kesulitan bahan baku, kekurangan modal serta kesalahan manajemen. Untuk bahan baku utama yang digunakan untuk menghasilkan kain adalah kapas. Saat ini perusahaan sangat tergantung pada kapas impor dari Amerika, australia, dan China, dimana harga kapas tersebut terus mengalami peningkatan hingga 167 persen, terutama dengan terjadinya depresiasi rupiah. Selain bahan baku, peningkatan harga juga terjadi pada bahan- bahan penolong seperti, polyster, bahan kimia, bahan bakar dan lain-lain. Meningkatnya harga- harga tersebut menyebabkan semakin besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan dari perusahaan, serta tidak adanya departemen litbang yang independen pada perusahaan menyebabkan pengembangan produk yang sudah ada kurang terfokus. Maka dengan analisis regresi akan diketahui pengaruh biaya pengembanga produk dan biaya produksi dalam meningkatkan hasil penjualan pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pengaruh biaya pengembangan produk serta biaya produksi dalam meningkatkan hasil penjulan pada PT. Unitex, Tbk? (2) Mengidentifikasi faktor faktor eksternal dan internal yang merupakan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan. (3) Merumuskan formula strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja usahanya dan pengembangan perusahaan di masa yang akan datang. ...