Show simple item record

dc.contributor.advisorSilalahi, Saddon
dc.contributor.advisorWidodo, R.
dc.contributor.authorNatih, Nyoman Metta Nyanakumara
dc.date.accessioned2024-02-02T01:31:23Z
dc.date.available2024-02-02T01:31:23Z
dc.date.issued1989
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137266
dc.description.abstractMenurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), populasi penyu hijau telah digolongkan sebagai kelompok binatang yang terancam kepunahan punah atau 'Endangered. Populasi binatang ini akan apabila faktor-faktor yang mempengaruhi tidak dikendalikan secara baik. Pemanfaatan penyu laut secara penduduk ternyata telah menyebabkan terus menerus oleh penurunan jumlah populasi penyu laut yang bertelur di pantai-pantai peneluran di Indonesia. Untuk mencegah penurunan populasi penyu hijau dan untuk mencari alternatif pengelolaan berdasarkan berbagai azas kelestariannya, kiranya perlu dilakukan tindakan yang bertujuan untuk perlindungan seperti pengelolaan pengambilan telur di daerah pantai peneluran, dan mengadakan usaha 'ranching serta penangkaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman sarang keberhasilan penetasan telur penyu hijau dan parameter yang diukur meliputi suhu dan masa inkubasi. Hal ini untuk menambah informasi bagi usaha pengelolaan hijau pada umumnya dan penetasan telur penyu hijau pada khususnya. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Pangumbahan Sukabumi Selatan dari bulan Febuari sampai bulan Juni 1988. milik Sukabumi. Percobaan penetasan dilakukan dalam rumah penetasan Dinas Perikanan Daerah Tingkat II Kabupaten Dari 24 buah sarang percobaan yang dilakukan 12 diantaranya terletak di daerah bebas naungan dan sisanya di bawah naungan. Telur penyu yang ditetaskan diambil dari sarang-sarang penyu di Pantai Citirem Suaka Margasatwa Cikepuh. Telur telur diambil dari sarang alami segera setelah penyu selesai bertelur. Posisi telur selama pengangkutan dan pemindahan ke dalam sarang buatan dijaga agar tidak berubah posisinya, adapun selang waktu pemindahan telur berkisar antara 3 sampai 10 jam. Percobaan ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap. Dimana dilakukan dengan 4 taraf perlakuan kedalaman sarang, yaitu kedalaman 40, 50, 60, dan 70 cn. Kedalam masing-masing sarang dimasukan 50 butir telur, dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Dengan demikian jumlah sarang percobaan 2x4x3 = 24 buah. Selain persentase keberhasilan penetasan juga diamati suhu dan masa inkubasi dari setiap sarang. Pengukuran suhu sarang dengan thermometer air raksa dilakukan pada 3 tempat yaitu di bagian tengah atas massa telur, di bagian pinggir atas massa telur dan di luar sarang (kontrol) dengan selang waktu 4 hari…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengaruh kedalaman sarang terhadap keberhasilan penetasan telur penyu hijau ( Chelonia mydas )id
dc.titlePengaruh kedalaman sarang terhadap keberhasilan penetasan telur penyu hijau ( Chelonia mydas )id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record