Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit umum pedesaan(KUPEDES) dalam sektor pertanian di BRI Unit Parung, Bogor
Abstract
Pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari fungsinya sebagai penyedia bahan pangan, penyedia lapangan kerja, penyedia bahan baku industri, dan sumber devisa bagi negara. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003 menyatakan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menempati posisi ketiga setelah sektor industri, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan sektor pertaniari di Indonesia masih memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dari sektor tersebut. Keadaan ini dipicu oleh kurangnya modal yang dimiliki oleh petani untuk mengembangkan usahanya. Sehingga adopsi teknologi yang diharapkan untuk dapat meningkatkan produktivitasnya tidak dapat dilakukan.
Salah satu lembaga keuangan yang memiliki perhatian yang lebih besar terhadap sektor pertanian khususnya dan usaha skala mikro dan kecil adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Program unggulan BRI dalam rangka membantu penyediaan modal usaha mikro adalah Kredit Umum Pedesaan (Kupedes). Kupedes disalurkan melatui BRI Unit yang tersebar di desa maupun kota di seluruh Indonesia supaya mudah dijangkau oleh masyarakat dan usaha mikro.
Khusus untuk BRI Unit Parung, diketahui bahwa proporsi kredit yang diberikan kepada sektor pertanian jauh lebih besar jika dibandingkan dengan BRI Unit lainnya di Cabang Bogor yaitu sekitar 11-13 persen. Akan tetapi, Jumlah itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan proporsi kredit yang diberikan kepada sektor perdagangan, yaitu sekitar 60 persen dan Golbertap sekitar 15-19 persen.
Penelitian ini dilaksanakan untuk tujuan menganalisis mekanisme penyaluran Kupedes serta faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Kupedes di BRI Unit Parung. Di BRI Unit Parung, nasabah yang benar-benar melakukan budidaya pertanian berjumlah 52 orang, dengan perincian sebanyak 50 orang nasabah melakukan budidaya perikanan, satu orang melakukan budidaya peternakan, dan satu orang lagi melakukan budidaya tanaman pangan. Penelitian ini dibatasi untuk nasabah yang benar-benar melakukan kegiatan budidaya pertanian. Oleh karena itu, 52 orang nasabah tersebut dijadikan responden dalam penelitian ini. ...