Show simple item record

dc.contributor.advisorYahya, Sudirman
dc.contributor.advisorPranoto, Harry S.
dc.contributor.authorRochman, Fatchur
dc.date.accessioned2024-02-01T03:24:21Z
dc.date.available2024-02-01T03:24:21Z
dc.date.issued1990
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137086
dc.description.abstractSalah satu program yang mendapat perhatian pemerintah yaitu meningkatkan produksi dan mutu komoditas pertanian sub sektor perkebunan termasuk salah satunya komoditas teh. Teh merupakan komoditas perkebunan yang penting pe- ranannya, baik sebagai penghasil devisa negara maupun da- lam kaitannya dengan kehidupan petani kecil yang mengelola 62 967 ha perkebunan teh rakyat, 21 814 ha perkebunan mi- lik swasta dan 45 920 ha perkebunan teh milik negara (Anonim, 1988a). Saat ini teh menempati posisi keempat setelah karet, kopi dan kelapa sawit dalam jumlah devisa yang dihasilkan dari sub sektor perkebunan. Negara-negara tujuan ekspor teh Indonesia meliputi Amerika Serikat, Pakistan, Austra- lia, Belanda, Inggris dan Singapura. Pemanfaatan potensi ekspor teh, diarahkan untuk peningkatan pendapatan petani pekebun, pertumbuhan sektor swasta dan menciptakan lapangan kerja (Anonim, 1988b). Selama dekade tahun 80-an, produksi teh Indonesia mening- kat dari 105 430 ton menjadi 136 178 ton. Status gulma dalam ekosistem pertanian mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi produksi tanaman. Disamping itu, gulma dapat mempengaruhi efektifitas pemupukan dan menjadi tumbuhan inang yang men- ciptakan kondisi optimal bagi perkembangan hama dan penyakit. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi efek kompetisi gulma antara lain meningkatkan pemupukan dan pengolahan tanah yang intensif sebelum penanaman. Pengendalian gulma di perkebunan rakyat baik kebun binaan UPP dan PT Tehnusamba belum dilakukan secara rutin, hanya dilakukan sewaktu-waktu bila kondisi kebun sebagian besar sudah tertutup gulma. Sedang untuk Perkebunan Papandayan pengendalian gulma merupakan suatu pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan berkesi- nambungan. Pengendalian gulma dengan kored secara bersih, merupakan komponen biaya terbesar dan bisa mengakibatkan terjadinya erosi sehingga dapat mengurangi kesuburan tanah dan merusak lingkungan di sekitarnya. Pemakaian herbisida masih belum menjangkau semua petani teh. Keberhasilan pengendalian gulma di lapangan tergan- tung kepada perencanaan dan pengawasan yang baik. Penga- wasan yang rapi dan teratur akan dapat mengurangi keboco- ran-kebocoran pada saat pengendalian gulma, yang nantinya dapat menekan biaya produksi yang tinggi…id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengelolaan gulma di UPPid
dc.subject.ddcPRT Garut, perkebunan teh papandayan PT Perkebunan XIII dan kebun binaan PT Tehnusamba Indah Garut, Jawa Baratid
dc.titlePengelolaan gulma di UPP-PRT Garut, perkebunan teh papandayan PT Perkebunan XIII dan kebun binaan PT Tehnusamba Indah Garut, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record