Show simple item record

dc.contributor.advisorPuspitawati, Herien
dc.contributor.advisorYuliati, Lilik Noor
dc.contributor.authorCahayani, Octaria Intan
dc.date.accessioned2024-02-01T00:00:00Z
dc.date.available2024-02-01T00:00:00Z
dc.date.issued2024-01-30
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137003
dc.description.abstractRasio ketergantungan lansia di Indonesia yang meningkat memengaruhi jumlah keluarga sandwich yang semakin tinggi. Keluarga yang hidup dengan tiga generasi menunjukkan adanya transfer antargenerasi dalam pertukaran barang dan jasa yang menunjukkan hubungan keluarga dan selanjutnya memengaruhi kualitas hidup keluarga sandwich. Tujuan dari penelitian adalah 1) menganalisis karakteristik keluarga, karakteristik lansia, peran gender, pertukaran barang dan jasa, hubungan keluarga, serta kualitas hidup keluarga sandwich, 2) menganalisis tipologi berdasarkan peran gender, pertukaran barang dan jasa, hubungan keluarga, serta kualitas hidup keluarga sandwich, 3) menganalisis korelasi antara karakteristik keluarga dan karakteristik lansia dengan pertukaran barang dan jasa, hubungan keluarga, dan kualitas hidup keluarga sandwich, 4) menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik lansia, peran gender, pertukaran barang dan jasa, serta hubungan keluarga terhadap kualitas hidup keluarga sandwich. Penelitian merupakan studi kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Lokasi penelitian adalah Kota Bogor, Jawa Barat yang dipilih secara purposive. Kriteria contoh adalah keluarga yang tinggal dengan tiga generasi yaitu terdiri atas suami-istri (G2), anak (G3), dan lansia (G1) yang tinggal bersama dalam satu rumah. Responden penelitian adalah istri (G2) yang menjawab pertanyaan terkait G1, G2, maupun G3. Unit analisis penelitian adalah keluarga dengan tipe keluarga sandwich. Jumlah contoh adalah 140 keluarga yang dipilih secara purposive. Data diolah melalui proses editing, coding, entry, scoring, cleaning, analyzing, serta interpretasi. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel 2013, Statistical Package for Social Science (SPSS) 25.0, dan Smart Partial Least Square (Smart-PLS). Hasil penelitian menunjukkan suami dan istri (G2) termasuk dewasa awal dengan rata-rata pendidikan lulus SMP. Hampir seluruh suami bekerja sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata keluarga tinggal bersama 6 orang dengan rata-rata pendapatan Rp2.660.714,00 per bulan dan 66,4 persen termasuk keluarga miskin. Hampir sepertiga keluarga memiliki pengeluaran lebih besar dari pendapatannya karena pengeluaran utama keluarga ditanggung oleh suami-istri (G2). Sebesar 73,6 persen rumah merupakan milik lansia. Lansia termasuk lansia muda dengan 64,3 persen tidak memiliki pasangan dan sebagian besar sehat. Sebesar 80,7 persen lansia tidak bekerja tetapi memiliki pendapatan yang berasal dari bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), pensiunan, dan pemberian anak. Variabel peran gender menunjukkan suami lebih banyak terlibat pada kegiatan publik sedangkan istri pada kegiatan domestik. Pertukaran barang dan jasa menunjukkan lansia dan generasi sandwich memiliki intensitas yang cukup sering bertukar bantuan dengan jasa adalah jenis bantuan yang paling sering dipertukarkan. Hubungan ketiga generasi menunjukkan kedekatan dan keterbukaan yang sedang dan minim konflik. Kualitas hidup keluarga tergolong cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan pada aspek kondisi keuangan. Arus pertukaran barang dan jasa antara lansia dan generasi sandwich saling berkorelasi positif yang menandakan semakin sering lansia memberikan barang dan jasa maka semakin sering generasi sandwich memberikan barang dan jasa kepada lansia. Hubungan keluarga menunjukkan bahwa hubungan yang baik antargenerasi (G1-G2) maka hubungan antargenerasi lainnya (G2-G3 dan G1-G3) juga semakin baik, begitu pula dengan kualitas hidup, semakin baik kualitas hidup satu generasi (G1) maka semakin baik kualitas hidup generasi lainnya (G2, G3). Analisis tipologi menunjukkan keluarga berada pada kuadran peran gender rendah dan kualitas hidup rendah, pertukaran barang dan jasa rendah dan kualitas hidup rendah, serta hubungan keluarga rendah dan kualitas hidup rendah. Hasil ini mengindikasikan bahwa rendahnya peran gender, pertukaran barang dan jasa serta hubungan keluarga maka kualitas hidup keluarga juga rendah. Uji korelasi menunjukkan semakin tua suami, istri, dan lansia maka akan semakin rendah dalam pertukaran barang dan jasa. Semakin lama pendidikan suami, pendidikan istri, pendapatan keluarga maka semakin baik pembagian peran gender, pertukaran barang dan jasa, hubungan keluarga, dan kualitas hidup keluarga. Istri yang bekerja maka peran gender semakin tinggi. Semakin besar keluarga maka semakin rendah kualitas hidup keluarga. Pengeluaran yang lebih tinggi menunjukkan peran gender rendah dan kualitas hidup rendah. Generasi sandwich yang tinggal di rumahnya sendiri memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Lansia yang sehat maka semakin sering bertukar barang dan jasa. Lansia yang berstatus bekerja akan menurunkan hubungan keluarganya. Pendapatan lansia yang tinggi maka semakin tinggi peran gender dan hubungan keluarga. Uji SEM menunjukkan bahwa pendidikan suami dan istri serta pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap peran gender, pertukaran barang dan jasa, hubungan keluarga, serta kualitas hidup keluarga sandwich baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran gender dan pertukaran barang dan jasa menjadi mediating variabel yang cukup kuat dalam memengaruhi kualitas hidup keluarga sandwich secara langsung maupun tidak langsung. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti kualitas hidup keluarga sandwich dengan kondisi sosial ekonomi yang berbeda dan dapat melibatkan G1 atau G3 dalam pengambilan data. Saran bagi keluarga sandwich adalah meningkatkan kemitraan suami dan istri dalam menambah pendapatan seperti mencari pekerjaan sampingan dan merencanakan keuangan untuk masa tua. Keluarga juga harus meningkatkan rasa saling peduli dan membantu satu sama lain agar tercipta hubungan keluarga yang dekat dan berkualitas untuk mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik karena internalisasi di dalam keluarga sangat memengaruhi kehidupan generasi selanjutnya. Bagi pemerintah dan instansi terkait dapat merumuskan kebijakan dan pendampingan terkait keluarga yang tinggal dengan lansia sehingga keluarga memiliki kualitas hidup yang lebih baik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Peran Gender, Pertukaran Barang dan Jasa , Serta Hubungan Keluarga terhadap Kualitas Hidup Keluarga Sandwichid
dc.title.alternativeThe Influence of Gender Roles, Exchange of Goods and Services, and Family Relationships on the Sandwich Family Quality of Lifeid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordexchange of goods and servicesid
dc.subject.keywordfamily relationshipsid
dc.subject.keywordgender rolesid
dc.subject.keywordquality of lifeid
dc.subject.keywordsandwich familyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record