Show simple item record

dc.contributor.advisorAswidinoor, Hajrial
dc.contributor.authorHakim, Nandang Lukmanul
dc.date.accessioned2024-01-31T08:20:17Z
dc.date.available2024-01-31T08:20:17Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136987
dc.description.abstractPertumbuhan penduduk mendorong meningkatnya laju permintaan beras. Namun, peningkatan permintaan beras ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi padi dan mutu beras nasional masih kalah bersaing dengan beras impor. Oleh karena itu, program penelitian padi melalui pemuliaan tanaman diarahkan kepada perakitan varietas tipe ideal yang berdaya hasil tinggi, tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik, serta sesuai dengan selera pasar. Saat ini, pemerintah memperkenalkan padi tipe baru (PTB) dan padi hibrida yang diharapkan sesuai dengan kriteria padi tipe ideal tersebut. Daya hasil suatu varietas ditentukan oleh mutu materi genetik dan faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik serta interaksi antara keduanya. Oleh karena itu, dalam program pemuliaan tanaman terdapat tahapan pengujian multilokasi sebelum pelepasan sutu varietas baru. Ketinggian tempat dapat mengidentifikasikan perbedaan lingkungan biotik dan abiotik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji daya hasil sepuluh galur padi tipe baru (PTB) terhadap dua varietas pembanding, IR 64 dan Ciherang. Serta, mengidentifikasi galur-galur yang sesuai dengan kriteria PTB. Kesepuluh galur harapan PTB dan dua varietas pembanding sebagai perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan ditanam pada dua lokasi dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Sehingga terdapat 72 satuan percobaan. Lokasi pengujian yaitu di daerah Kab. Kuningan, Jawa Barat dan Kab. Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kab. Kuningan mewakili daerah dataran tinggi sedangkan Kab. Mataram sebagai daerah dataran rendah. Galur harapan padi tipe baru (PTB) dengan daya hasil tertinggi di kabupaten Kuningan adalah StKt 6-d-10s-1-1-1 dengan bobot gabah kering giling (GKG) mencapai 7.96 ton/ha, 0.75 ton/ha lebih tinggi dari IR 64. Produktivitas galur StKt 6-d-10s-1-1-1 pun tertinggi pada lokasi pengujian di daerah Kab. Mataram (6.61 ton/ha). Pada lokasi pengujian yang kedua ini, bobot gabah kering giling (GKG) IR 64 hanya mencapai 5.68 ton/ha, 10.4 % lebih rendah dari galur StKt 6-d-10s-1-1-1. Galur PTB yang menunjukkan daya hasil tinggi pada kedua lokasi adalah StKt 6-d-10s-1-1-1 dan KmCr 15-d-13j-1-1-1. Masing-masing rata-rata bobot gabah kering giling (GKG) adalah 7.29 ton/ha dan 6.38 ton/ha. Bahkan bobot gabah kering giling (GKG) galur StKt 6-d-10s-1-1-1 mampu melampaui produksi IR 64 sebesar 13.39%. IR 64 hanya mampu berproduksi dengan rata-rata dari kedua lokasi tersebut sebesar 6.45 ton/ha. Namun, kedua galur tersebut belum mampu melebihi bobot gabah kering giling (GKG) Ciherang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPadi sawahid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcKuninganid
dc.subject.ddcNusa Tenggara Baratid
dc.subject.ddcMataramid
dc.titlePengujian daya hasil galur harapan padi sawah tipe baru, Oryza sativa L. di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dan Mataram, Nusa Tenggara Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record