Show simple item record

dc.contributor.authorDewi, Merlynda
dc.date.accessioned2010-05-06T05:26:19Z
dc.date.available2010-05-06T05:26:19Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13694
dc.description.abstractKontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB Indonesia terbilang cukup tinggi, yaitu mencapai 27,9 persen. Angka ini dikatakan cukup tinggi karena dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, sektor industri pengolahan berada paling atas. Sektor ekonomi lain setelah sektor industri pengolahan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang kontribusinya mencapai 14,4 persen baru kemudian disusul sektor pertanian sebesar 14 persen. Salah satu wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, yang kontribusi sektor industrinya cukup besar adalah Kabupaten Bekasi. Jika dibandingkan dengan Kabupaten atau Kota lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Bekasi merupakan Kabupaten yang memiliki tingkat investasi dan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Jawa Barat. Adanya investasi yang dilakukan di suatu daerah, baik itu asing (PMA) maupun domestik (PMDN) akan mengakibatkan penyerapan tenaga kerja sehingga proses produksi menjadi produktif. Sektor utama Kabupaten Bekasi ada pada sektor industri, dimana kontribusi sektor industrinya mencapai 80 persen terhadap PDRB totalnya. Sektor industri yang merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia, yaitu mencapai 27,9 persen, maka dapat dikatakan Kabupaten Bekasi berkontribusi besar juga bagi pembentukan PDB Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri terutama faktor investasi dan tenaga kerja terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri Kabupaten Bekasi adalah dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS yang digunakan dalam penelitian menggunakan dua model persamaan regresi linear berganda. Model pertama pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi, sedangkan pada model ke dua, metode OLS digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari tahun 1990-2007. Data tersebut didapatkan dari Badan Pusat Statistik, Disperindag, Bappeda, Disnaker Kabupaten Bekasi, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Jakarta (BKPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa output total di Kabupaten Bekasi dipengaruhi oleh output sektor industrinya. Variabel tersebut berpengaruh positif 3 dan signifikan pada taraf nyata lima persen, sedangkan output sektor industri Kabupaten Bekasi dipengaruhi oleh investasi asing (PMA) dan ekspor. Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu investasi domestik (PMDN) dan jumlah tenaga kerja, serta impor tidak berpengaruh signifikan, begitu pula dengan kondisi perekonomian (dummy krisis), pengaruhnya tidak berbeda nyata terhadap output sektor industri, tetapi dummy krisis cukup memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap output total Kabupaten Bekasi. Investasi dan tenaga kerja di sektor industri memiliki produktifitas yang berbeda, dimana produktifitas ini dilihat dari nilai elastisitasnya. Di Kabupaten Bekasi, terutama di sektor industrinya, elastisitas output modal lebih besar daripada elastisitas output tenaga kerja sehingga sektor industri di Kabupaten Bekasi dapat dikatakan industri yang lebih ke padat modal. Saran yang dapat direkomendasikan dari penulisan skripsi ini adalah diharapkan pemerintahan Kabupaten Bekasi dan juga industri terkait yang berada di Kabupaten Bekasi dapat mempertahankan dan meningkatkan investasinya dengan cara penyediaan sarana penunjang seperti investasi, insentif pemerintah, eliminasi hambatan struktural misalnya rantai birokrasi dalam memberikan perizinan investasi tidak terlalu panjang agar output sektor industri di Kabupaten Bekasi dapat terus meningkat. Variabel tenaga kerja yang tidak berpengaruh signifikan terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi disebabkan oleh produktifitasnya yang rendah sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produktifitas tersebut misalnya dengan pelatihan atau training kepada para karyawan sebelum memulai pekerjaannya. Selain itu, diharapkan juga sektor industri di Kabupaten Bekasi dapat menyerap banyak tenaga kerja di sektor industri tersebut mengingat peranan sektor industri di Kabupaten Bekasi sangat besar kontrbusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap output sektor industri di kabupaten Bekasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record