Show simple item record

dc.contributor.authorMasfufah
dc.date.accessioned2010-05-06T05:18:43Z
dc.date.available2010-05-06T05:18:43Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13680
dc.description.abstractMasalah kemiskinan berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia. Kemiskinan muncul karena sumber daya manusia tidak berkualitas, demikian pula sebaliknya. Meningkatkan sumber daya manusia mengandung upaya menghapuskan kemiskinan. Peningkatan sumber daya manusia tidak mungkin dapat dicapai bila penduduk masih dibelenggu kemiskinan. Oleh karena itu dalam pengembangan sumber daya manusia, salah satu program yang harus dilaksanakan adalah mengurangi dan menghapuskan kemiskinan. Harus diakui bahwa insiden kemiskinan masih tinggi di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia diperkirakan sebesar 34 juta orang atau sekitar 15,1 persen dari total penduduk pada tahun 2008. Dari total angka ini sekitar 58 persen penduduk miskin berada di Pulau Jawa, sedangkan proporsi penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat mencapai sekitar 13,01 persen (BPS,2008). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis karakteristik penciri rumah tangga menjadi miskin di Provinsi Jawa Barat dan 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan rumah tangga menjadi miskin di Provinsi Jawa Barat tahun 2008. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain status pekerjaan kepala rumah tangga (KRT), sektor pekerjaan KRT, jam kerja per minggu KRT, lapangan pekerjaan KRT, tingkat pendidikan KRT, jenis kelamin KRT, jumlah anggota rumah tangga, status tempat tinggal KRT, dan umur KRT Dalam analisis ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik rumah tangga miskin dan tidak miskin di Provinsi Jawa Barat, mengetahui hubungan variabel-variabel bebas dan variabel tidak bebas untuk memperoleh kesimpulan. Karakteristik penciri kecenderungan rumah tangga menjadi miskin di Provinsi Jawa Barat diantaranya adalah status pekerjaan KRT yang bekerja sendiri/dibantu pekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga, sektor pekerjaan KRT informal, lapangan pekerjaan KRT pertanian, tingkat pendidikan KRT yang rendah yaitu hanya tamat SD kebawah, jumlah anggota rumah tangga yang banyak yaitu 5 orang lebih, dan status tempat tinggal KRT di perdesaan Hasil pengujian dengan regresi logistik menunjukkan bahwa kecenderungan rumah tangga menjadi miskin di Jawa Barat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: status pekerjaan KRT, sektor pekerjaan KRT, lapangan pekerjaan KRT, tingkat pendidikan KRT, jenis kelamin KRT, jumlah ART, dan status tempat tinggal KRT dengan tingkat kepercayaan 95 persen, sedangkan varibel yang tidak perpengaruh terhadap kecenderungan rumah tangga menjadi miskin adalah jam kerja per minggu KRT, dan umur KRT. Variabel yang berpengaruh positif terhadap kecenderungan rumah tangga menjadi miskin diantaranya status pekerjaan sebagai buruh/karyawan (D12), dan jumlah anggota rumah tangga (X7). Variabel yang berpengaruh negatif terhadap kecenderungan rumah tangga menjadi miskin diantaranya adalah variabel sektor pekerjaan (X2), lapangan pekerjaan jasa-jasa (D42), tingkat pendidikan KRT (X5), jenis kelamin KRT (X6), dan status tempat tinggal KRT (X8). Saran-saran yang dapat dipertimbangkan dalam penelitian ini bagi para poembuat kebijakan, antara lain: 1) Pemerintah perlu menggalakkan kembali program keluarga kecil bahagia sejahtera (Keluarga Berencana) yang juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan rumah tangga menjadi miskin, 2) Pendidikan KRT yang rendah juga salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan rumah tangga menjadi miskin. Oleh karena itu diperlukan adanya pelatihan-pelatihan di berbagai bidang, agar memiliki wawasan dan pola pikir yang luas da berkembang, 3) Sarana kesehatan dan pendidikan perlu dikembangkan dengan perbaikan dan didirikannya sekolah dan rumah sakit atau puskesmas beserta tenaga kesehatan dan pendidikan yaitu paramedis dan tenaga pengajar yang berkualitas pula untuk memudahkan akses bagi para rumah tangga miskin. Bagi para rumah tangga miskin diberikan pengobatan gratis atau keringanan biaya pengobatan/perawatan kesehatan, dan 4) Pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan para buruh/karyawan dengan cara menaikkan Upah Minimum Regional (UMR), sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar rumah tangganya.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Rumah Tangga Menjadi Miskin di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record