Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Surat Kabar (Analisis Isi terhadap Berita Perkosaan dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat dan Galamedia Periode (April - September 2004)
Abstract
Kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, dalam hal ini perkosaan, menurut data dari Komite Nasional Perempuan menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2002 tercatat sekitar 5.163 kasus kekerasan terhadap perempuan, setahun kemudian kasus tersebut meningkat menjadi 5.934 (Pikiran Rakyat, 11 Februari 2004). Kasus yang tercatat ternyata jauh lebih kecil dibandingkan dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat karena seringkali kasus tersebut disembunyikan (Pikiran Rakyat, 20 Juni 2004). Hal ini disebabkan karena diancam oleh pelaku dan juga adanya anggapan bahwa peristiwa perkosaan merupakan peristiwa yang memalukan sehingga membuat korban maupun keluarganya jarang melaporkan ke pihak yang berwajib. Padahal, dengan melaporkan peristiwa perkosaan berarti memberi kesempatan kepada surat kabar untuk membuka peristiwa tersebut kepada khalayak lebih luas agar peristiwa itu mendapat perhatian dan dijadikan pelajaran bagi pembacanya untuk dapat mengurangi terjadinya peristiwa itu (Abrar, 1997). Ha ilik IPBU
Namun, pada kenyataannya, surat kabar justru memberitakan berita perkosaan dengan tidak adil, dalam arti membuat posisi korban menjadi semakin terpojok, misalnya, dengan mendeskripsikan fisik korban yang akan membuat peristiwa itu seolah-olah disebabkan oleh perempuan itu sendiri (Eriyanto, 1998). Pemberitaan seperti itu dapat membentuk opini dalam masyarakat, yaitu masyarakat akan menganggap bahwa peristiwa perkosaan merupakan peristiwa yang wajar yang terjadi karena perempuan itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi berita perkosaan dalam surat kabar dan pembahasan teks berita perkosaan yang dilakukan surat kabar Pikiran ..dst