dc.description.abstract | Asean Free Trade Area (AFTA) merupakan bentuk kerjasama perdagangan bebas di wilayah negara-negara Asean, yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan volume perdagangan diantara negara anggota melalui penurunan tarif beberapa komoditas tertentu, termasuk didalamnya beberapa komoditas pertanian dengan tarif 0-5 persen (Suarka, 2002). Penurunan tarif AFTA mendorong efisiensi dan daya saing dalam perdagangan, namun rendahnya harga gula di pasar dunia (dibawah ongkos produksinya) akibat surplus pasokan serta distorsi kebijakan dari negara-negara eksportir menurunkan insentif bagi upaya pengembangan industri pergulaan nasional. Uraian di atas menegaskan bahwa tanpa adanya upaya proteksi, para pelaku industri gula nasional senantiasa dihadapkan pada situasi persaingan yang tidak adil (unfair trade).
Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis dampak kebijakan tarif impor terhadap permintaan dan penawaran gula domestik; 2) Membandingkan dampak tarif impor gula domestik antara tarif impor sebesar 25 persen dan Rp700/kg; 3) Menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi volume impor gula.
Penelitian ini menganalisis dampak pengenaan tarif impor gula terhadap permintaan dan penawaran gula domestik dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari Dewan Gula Indonesia (DGI). Data yang digunakan adalah data time series mengenai permintaan dan penawaran dari tahun 1999-2004. ..dst | id |