Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.authorPatmalasari, Irma
dc.date.accessioned2024-01-30T07:40:59Z
dc.date.available2024-01-30T07:40:59Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136748
dc.description.abstractIndustri pengolahan kecap adalah salah satu industri pengolahan yang banyak berkembang di Indonesia. Kecap merupakan pengolahan bahan baku pertanian yang berupa kedelai, gula merah, garam serta rempah-rempah penyedap rasa yang diolah sedemikian rupa sehingga dihasilkan produk yang memiliki nilai jual. Industri kecap makin berkembang seiring kebutuhan masyarakat terhadap produk kecap. Selain penambah rasa dan aroma yang khas ke dalam makanan, kecap juga memiliki kandungan penting yaitu diantaranya adalah protein, vitamin dan mineral. Peningkatan permintaan kecap oleh Dalam memproduksi kecap di PT SFI, ketersediaan bahan baku berupa kedelai hitam, gula merah dan garam harus selalu tersedia setiap saat produksi akan di laksanakan. Oleh karena itu mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal merupakan hal yang harus diketahui oleh perusahaan dengan alasan agar perusahaan mampu menekan biaya yang di keluarkan untuk proses pengadaan bahan baku dan juga agar bahan baku yang diperlukan selalu tersedia. Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan kecap adalah kedelai hitam, gula merah dan garam. Pemilihan kedelai sebagai bahan baku memberikan keunggulan pada kecap yaitu kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi terutama protein dan karbohidrat. Gula merah digunakan untuk memberikan rasa manis dan memberikan warna pada kecap dan sebagai penyedap. Gula merah yang digunakan dalam pengolahan kecap adalah gula merah yang dibuat dari kelapa, karena gula merah kelapa ini memberikan aroma dan rasa yang khas pada kecap. Garam di tambahkan dalam kecap sebagai penambah rasa asin dan sekaligus sebagai bahan pengawet yang alami. Garam yang digunakan dalam proses pembuatan kecap dalam bentuk butiran halus sehingga mudah tercampur dengan adonan kecap. Kedelai yang digunakan sebagai bahan baku kecap jumlahnya di pasaran tidak selalu mencukupi seluruh kebutuhan produksi, sehingga keberadaannya selalu di cari apalagi jumlah industri kecap semakin banyak. Kedelai hitam juga produksinya musiman, hal tersebut mengakibatkan kelangkaan bahan baku kedelai hitam. Sedangkan dalam memproduksi kecap harus dilakukan setiap waktu. Data produksi kecap untuk tiap bulannya cenderung berfluktuatif. Angka produksi paling tinggi terjadi pada bulan Juli yaitu 43.598,9 liter dan kemudian menurun lagi untuk 4 bulan berikutnya, namun pada bulan Desember kembali mengalami peningkatan dibanding dengan bulan November sebesar 3.806,6 liter. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari sistem pengendalian persediaan bahan baku dan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan, (2) Menganalisis pengendalian persediaan bahan baku yang optimum, sehingga diperoleh biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang minimum, (3) Memberikan metode alternatif pengendalian persediaan bahan baku bagi perusahaan sehingga dapat meminimumkan biaya persediaan bahan baku. Penelitian ini dilakukan di PT Surabraja Food Industry, Cirebon Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcBahan baku kecapid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcCirebonid
dc.titleKajian pengendalian persediaan bahan baku kecap pada Pt. Surabraja Food Industry, Cirebon, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record