Analisis budaya perusahaan(Corporate Culture) dalam upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan industri tekstil : studi kasus di divisi spinning PT.Sandratex, Rempoa, Tangerang
Abstract
Tahun 2005 sistem kuota yang selama ini berlaku bagi negara pengekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) termasuk didalamnya negara Indonesia mulai diberlakukan. Sistem kuota ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat untuk perusahaan perusahaan tekstil baik dalam persaingan domestik maupun persaingan internasional. Untuk itulah perlu diciptakan adanya competitive advantage, perusahaan harus berinovasi membangun kretivitas menciptakan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional dan pasar internasional.
Mendapatkan karyawan yang mau melakukan sesuatu untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan tidak terlepas dari tingkat
motivasi yang dimilikinya. Karyawan harus memiliki tingkat motivasi agar yang
bersangkutan memiliki kemauan untuk bekerja keras, bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi kerja ini adalah
budaya perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi budaya perusahaan dan kondisi tingkat motivasi kerja karyawan di divisi spinning PT. Sandratex, Rempoa, Tangerang. Selain itu dianalisis karakteristik-karakteristik budaya perusahaan manakah yang mempengaruhi tingkat motivasi kerja karyawan. Penelitian di PT. Sandratex, Rempoa, objek penelitiannya dilakukan pada
dua kelompok karyawan yaitu kelompok karyawan pimpinan dan kelompok
karyawan pelaksana. Data yang digunakan adalah data primer berupa quesioner
dan wawancara serta menggunakan pula data sekunder seperti literatur, penelitian
terdahulu dan buku-buku yang relevan dengan judul penelitian.
Karakteristik-karakteristik budaya perusahaan yang diduga dapat mempengaruhi tingkat motivasi kerja karayawan adalah insiatif individual, toleransi terhadap resiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identitas, sistem penghargaan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi, sedangkan tingkat motivasi kerja karyawan dilihat dari parameter seperti motivasi bertanggung jawab, motivasi bekerja keras dan motivasi bekerja sama.
Secara keseluruhan kondisi budaya perusahaan pada kelompok karyawan pimpinan sangat baik, sedangkan pada kelompok karyawan pelaksana cukup baik, Hal ini menunjukkan bahwa budaya kerja pada kelompok karyawan pelaksana harus diperbaiki lagi. Analisis kondisi tingkat motivasi kerja karyawan pada kelompok karyawan pimpinan maupun pelaksana juga menujukkan hasil sangat baik.
Pada kelompok karyawan pimpinan secara keseluruhan budaya perusahaan memiliki hubungan signifikan pada taraf nyata 5 persen dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan yang ..dst