Show simple item record

dc.contributor.advisorRistianingrum, Anita
dc.contributor.authorIryanti, Rina
dc.date.accessioned2024-01-30T06:00:28Z
dc.date.available2024-01-30T06:00:28Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136688
dc.description.abstractAdanya sistem pertanian konvensional yang merupakan sistem pertanian yang menggunakan pupuk, pestisida, obat-obatan kimia dalam proses produksinya semakin lama semakin memberikan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan biotik dan abiotik, serta terhadap kesehatan manusia baik produsen (petani) maupun konsumen, maka muncullah sistem pertanian baru yaitu sistem budidaya organik. Salah satu komoditas hortikultura yang dibudidayakan secara organik dan mempunyai prospek pasar yang bagus yaitu komoditas tomat. Pertanian organik sudah dikembangkan sekitar delapan tahun di Desa Batulayang, tetapi walaupun demikian sistem pertanian organik ini belum secara menyeluruh dijalankan. Hal ini terlihat dari adanya keraguan petani organik terhadap pendapatan yang akan diterima lebih kecil daripada petani anorganik karena menurut pengalaman mereka selama ini hasil produksi tomat organik yang diperoleh dari sistem petanian organik lebih kecil dibandingkan dengan sistem pertanian anorganik. Disisi lain petani mempunyai kendala dalam hal modal. Modal yang dibutuhkan untuk usahatani tomat organik relatif lebih besar terutama dalam hal biaya penanganan usahatani, misalnya biaya tenaga kerja karena dalam usahatani tomat organik dibutuhkan pengamatan dan pengawasan secara intensif. Sistem usahatani tomat organik tergolong usahatani yang memiliki resiko bisnis besar sebab secara umum petani mengalami kendala diantaranya tingkat serangan hama dan penyakit serta iklim yang kurang mendukung sehingga diperlukan biaya yang besar dalam membuat pestisida nabati yang akan digunakan. Dilihat dari segi pasar, pangsa pasar untuk produk organik relatif masih sedikit. Berdasarkan hal tersebut, maka bisa mempengaruhi motivasi petani untuk mengembangkan usahatani tomat organik. Padahal peluang yang dimiliki oleh Desa Batulayang cukup besar terutama potensi dan sumberdaya alam. Tujuan Skripsi ini adalah menganalisis keragaan usahatani tomat organik serta menganalisis tingkat pendapatan petani yang menerapkan sistem usahatani tomat organik dan dibandingkan dengan tingkat pendapatan petani yang menerapkan sistem usahatani tomat anorganik/konvensional. Penelitian dilakukan di satu desa yang berpotensial untuk mengembangkan sistem pertanian organik karena sudah sekitar delapan tahun menerapkan sistem pertanian ini yaitu di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Responden dibagi dalam dua kelompok yaitu petani yang membudidayakan tomat secara organik dan petani yang membudidayakan tomat secara anorganik. Responden yang diambil yaitu berjumlah 42 petani responden. Petani responden yang menerapkan sistem pertanian organik yaitu berjumlah 20 orang petani dan petani responden yang menerapkan sistem pertanian anorganik yaitu berjumlah 22 orang petani ditambah 8 orang petani yang menerapkan sistem pertanian organik..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTamat organik dan anorganikid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcBogorid
dc.titleAnalisis usahatani komoditas tomat organik dan anorganik : studi kasus:Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record