Show simple item record

dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.authorHastuti
dc.date.accessioned2024-01-30T02:33:14Z
dc.date.available2024-01-30T02:33:14Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136621
dc.description.abstractPemerintah melalui Keputusan Presiden nomor 90 tahun 2002 melakukan penyesuaian harga BBM yang merupakan bagian dari strategi besar penghapusan subsidi BBM pada tahun 2004 sebagaimana diamanatkan dalam UU nomor 25/2000 tentang Propenas 2000-2004. Keputusan Presiden tersebut berimplikasi terhadap sektor listrik di Indonesia. Berdasarkan Kajian terhadap kenaikan harga BBM dan TDL oleh PT. PLN menyatakan bahwa kebijakan penyesuaian harga BBM dan TDL dilatarbelakangi oleh semakin beratnya beban subsidi yang harus ditanggung oleh pemerintah, maraknya penyelundupan minyak ke luar negeri, terjadinya pengoplosan, mendorong efisiensi penggunaan BBM, dan meningkatkan pengembangan sumber energi alternatif. Dalam upaya untuk menciptakan sektor kelistrikan yang mandiri secara finansial pemerintah juga melakukan penyesuaian Tarif Dasar Listrik (TDL) dengan tujuan untuk menarik subsidi melalui penyesuaian TDL secara bertahap, mendorong efisiensi penggunaan listrik, dan menarik investasi baru untuk memperbaiki kapasitas yang tersedia. Kenaikan TDL dapat disebabkan oleh berbagai faktor dalam perekonomian Indonesia. Faktor yang paling dominan mengakibatkan kenaikan TDL itu adalah meningkatnya harga BBM. Dengan kata lain kenaikan TDL lebih disebabkan karena meningkatnya biaya operasional PLN. Berdasarkan hal ini maka dalam penelitian ini kenaikan TDL diasumsikan terjadi karena adanya perubahan dalam input primer yang digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perubahan input primer dalam hal ini adalah berupa pengurangan subsidi terhadap sektor listrik. Pada APBN 2003 subsidi untuk sektor listrik sebesar Rp 4,3 triliun, jumlah ini mengalami penurunan pada APBN 2005 yaitu menjadi sebesar Rp 3,4 triliun, berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini mengasumsikan kenaikan TDL yang terjadi pada akhir tahun 2005 terjadi karena adanya pengurangan subsidi pemeintah untuk sektor listrik, yaitu sebesar 0,214 persen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menganalisis bagaimana komposisi input antara sektor industri pengolahan-untuk-sektor-listrik di Indonesia. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana ketekaitan ke depan dan ke belakang sektor listrik dan juga sektor industri pengolahan di Indonesia. Sehingga akhirnya dapat diketahui bagaimana dampak kenaikan TDL terhadap penyerapan output, pendapatan dan tenaga kerja sektor industri pengolahan di Indonesia. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTarif dasar listrikid
dc.titleAnalisis kenaikan tarif dasar listrik terhadap sektor industri pengolahan di Indonesia : analisis input-output sisi penawaranid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record